Pariwara

Pengelolaan Limbah 

Pengelolaan Limbah di RS IA Moeis Meningkat Signifikan



Tim proper DLH Kaltim saat mengecek mesin pembakar limbah medis
Tim proper DLH Kaltim saat mengecek mesin pembakar limbah medis

SELASAR.CO, Samarinda – Sebanyak enam orang tim Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel Moeis, di Jalan H.A.M Rifaddin, Selasa (28/1/2020). Kedatangan mereka untuk melihat langsung proses pengelolaan limbah yang ada di rumah sakit milik Pemkot Samarinda tersebut.

Rombongan disambut oleh Direktur RS IA Moeis, Syarifah Rahimah. Setelah menerima laporan pengelolaan limbah satu semester terakhir, tim yang dipimpin oleh Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pencemaran DLH Kaltim, Wiwit Mei Guritno itu segera menuju mesin pembakar sampah atau Incinerator limbah medis yang berada di area belakang rumah sakit.

Usai melaksanakan tinjau lapangan, Wiwit mengungkapkan, ada beberapa peningkatan dalam pengelolaan limbah ketimbang tahun sebelumnya. Terutama pada pengelolan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan toilet.

“Ada beberapa perubahan terkait dengan IPAL misalnya, jadi sekarang sudah ada bak kontrol dan sekarang masih di-upgrade sehingga hasilnya memenuhi baku mutu,” ujar Wiwit.

Di samping itu dirinya mengatakan ada kendala di IPAL, yakni terkait amonia dan fosfor yang melampaui baku mutu. Saat ini juga sudah ditelusuri penyebab meningkatnya jumlah bahan tersebut dalam IPAL, dan akan diperbaiki ke depannya. Sementara di pengolahan limbah B3, RS IA Moeis sudah memiliki incinerator sendiri untuk membakar limbah tersebut.

“Incinerator ini kinerjanya masih belum bisa dimonitor secara betul terutama dalam efektivitas pembakarannya itu berapa persen, padahal untuk normalnya harus di atas 90 persen limbah yang dimasukkan terbakar dan menjadi abu dan ini sudah menjadi kewajiban dalam izin incinerator tersebut. Dan ini lebih baik karena di tahun sebelumnya incinerator rusak, begitu pula toiletnya” jelasnya.

Lebih lanjut Wiwit menuturkan, ada peningkatan signifikan dalam tinjauan awal ini. Dirinya berharap dapat mendorong kinerja RS IA Moeis menjadi lebih baik lagi dalam pengelolaan limbah sehingga dapat memenuhi standard.

“Yang akan kita nilai ini masih masih panjang, kita akan umumkan sekitar bulan Juni lah Hari Lingkungan Hidup dunia,” ujarnya.

Sementara itu Direktur RS IA Moeis dr Syarifah Rahimah Alaydrus menambahkan, agenda penilaian proper seperti itu merupakan agenda rutin, penilaian setiap semester. Di mana RS IA Moeis masuk dalam kategori pelayanan jasa.

Meski baru menjabat sebagai direktur, dirinya berkomitmen untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja di rumah sakit tersebut terutama dalam pengelolaan limbah.

“Pengalaman tahun lalu dengan penilaian yang kurang baik, semoga di tahun ini kami bisa mencapai penilaian yang lebih baik sebagai bukti bahwa RS IA Moeis memperhatikan kesehatan lingkungan,” katanya.

Dia melanjutkan, RS IA Moeis mendapatkan bendera merah pada proper tahun sebelumnya. Maka dari itu, dirinya menargetkan beranjak mendapatkan minimal bendera biru pada penilaian proper kali ini. “Ini prioritas utama rumah sakit kami di tahun 2020,” tutupnya.

 

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya