Kutai Kartanegara

Edi Damansyah Natuna Virus Corona Mahasiswa Kaltim 

Edi Damansyah Pastikan 4 Mahasiswa Kukar Sehat Usai Dikarantina di Natuna



Bupati Kukar Edi Damansyah berselfie bersama empat mahasiswa yang menjalani karantina di Natuna
Bupati Kukar Edi Damansyah berselfie bersama empat mahasiswa yang menjalani karantina di Natuna

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah melakukan silaturahmi dengan empat mahasiswa asal Kukar yang berkuliah di China, pada Minggu (16/2/2020) malam. Keempat mahasiswa tersebut usai menjalani karantina terkait virus corona di Natuna.

Empat mahasiswa tersebut yakni Innesa Alviani Nur Farida dari kota Ensizho, David Samjar Sirupa dari kota Jingzhou, Raisa Rosalind dan Ristia Delly Rahman dari kota Xianing. Kota-kota tempat mahasiswa menimba ilmu tersebut dalam provinsi yang sama dengan kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Mereka berempat sebelumnya telah menjalani karantina di Natuna, Kepulauan Riau, untuk kepentingan observasi, dan kembali ke Kukar dalam keadaan sehat walafiat.

“Kami di sini menyatakan dan memberi bukti  bahwa kami ini orang sehat yang datang ke Kukar,” ujar Innesa Alviani Nur Farida saat berswafoto dengan Bupati Kukar Edi Damansyah.

Edi Damansyah pun merangkul keempat mahasiswa tersebut dan merasa senang serta memastikan tidak ada masyarakat Kukar yang terpapar virus corona.

“Kami di sini menerima kedatangan putra-putri Kutai Kartanegara yang hebat, yang kuliah di negara China. Kita bersyukur putra-putri kita ini sudah sampai ke Tenggarong dalam keadaan sehat,” kata Edi Damansyah.

Ia pun mengaku khawatir akan kelanjutan perkuliahan mahasiswa asal Kukar ini, apalagi jika sampai putus kuliah. Namun, setelah mengetahui mahasiswa Kukar itu bakal mengikuti kelas secara online, dia merasa lega.

“Jangan sampai perkuliahannya terganggu apalagi sampai putus. Tapi tadi disampaikan bahwa perkuliahan ini dilakukan dengan sistem online. Kita doakan bisa selesai dengan baik, dan bisa mengabdi ke Kutai Kartanegara,” jelas Edi.

David Samjar Sirupa mahasiswa yang berkuliah di kota Jingzhou menjelaskan secara detail runutan dan tahap evakuasi dari kampus, hingga menjalani karantina di Natuna, dan akhirnya bisa pulang ke Indonesia.

“Kita melewati seleksi dari kampus, bahkan kami harus diobservasi di Natuna selama dua minggu, sesuai dengan standard Badan Kesehatan Dunia, jadi sudah jelas kita dilepas di masyarakat sebagai orang sehat,” tegas David.

Sementara itu Bungatin, Ibu David mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang melakukan upaya evakuasi dengan cepat, serta penyambutan kedatangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga anaknya diperlakukan dengan baik.

“Kami bahagia dan senang bahkan berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu anak kami mulai dari evakuasi dari China, hingga sampai di Tenggarong,” kata Bungatin.

Ia sempat mengkhawatirkan kondisi putranya saat mengetahui bahaya virus corona yang menyebar di China. “Tentu saja kami sebagai orangtua khawatir, bahkan sampai tidak bisa tidur memikirkan David di China “ ujarnya.

Bukan hanya tak bisa tidur Bungatin juga merasakan kesedihan yang mendalam ketika mengetahui adanya demonstrasi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat, menolak kedatangan mahasiswa yang berasal dari China.

“Yang sangat sakit hati saya waktu dievakuasi dari China, itu didemo dengan ditolak anak kami, itu kami sangat sedih, kenapa orang-orang itu tega begitu,” sesalnya.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya