Utama

sembuh corona Kabar baik Corona Balikpapan Rubiati 

Suami Kena Lockdown di Arab, Rubiati di Balikpapan Berjuang hingga Sembuh dari Corona



Rubiati, pasien covid-19 yang sembuh di Balikpapan.
Rubiati, pasien covid-19 yang sembuh di Balikpapan.

SELASAR.CO, Balikpapan – Rubiati, perempuan yang pada 29 Mei mendatang genap 50 tahun, layak disebut seorang istri dan ibu yang tangguh. Ia dinyatakan positif terjangkit Coronavirus Disease (Covid1-19) pada 18 Maret 2020. Disebut sebagai pasien BPP 3, dari klaster pertemuan Seminar Anti-Riba di Bogor, Jawa Barat.

Setelah 21 hari dirawat di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, kini Rubiati dinyatakan sembuh. Tergambar wajah cerianya saat diwawancarai awak media melalui aplikasi Zoom.

Rubiati menceritakan, semula ia datang ke RS Kanujoso untuk memeriksakan diri karena diperintahkan oleh Dinas Kesehatan. Setelah memeriksakan diri, ia kaget karena langsung dimasukkan ke ruang isolasi tanpa diberitahu sebelumnya bahwa akan langsung dirawat.

Kebingungan Rubiati bukan tanpa alasan. Ia memikirkan keempat anaknya di rumah, sedangkan posisi suaminya masih di Arab Saudi. Suaminya bekerja di perusahaan migas dan tidak bisa pulang karena Arab Saudi sedang lockdown.

“Anak-anak cuma berempat di rumah, anak saya yang paling tua usianya 22 tahun dan yang paling kecil 12 tahun,” ujar Rubiati.

Ia mengakui mental keempat anaknya tangguh, sehingga selalu mensupport dirinya sampai dinyatakan sembuh. Meskipun keempat anaknya banyak mendapat tekanan dari sekitar, bahkan dijauhi oleh tetangga hingga teman-temannya.

“Alhamdulillah anak saya orang-orang yang tangguh, jadi saya bilang di sinilah kita menyaring mana teman yang baik mana yang tidak, kita tidak masalah dijauhi, berarti itu bukan teman kita,” jelasnya.

Menurut Rubiati, banyak warga salah kaprah dan panik berlebihan. Bahkan ia mengatakan, ada warga yang tidak berani lewat depan rumahnya. Padahal menurutnya, dengan kepanikan yang berlebihan, akan jadi pemicu menurunnya imun. Ia membandingkan dengan anaknya yang kontak langsung selama 14 hari dengannya, bisa negatif, apalagi tanpa kontak.

“Jangan takut kalau cuma lewat depan rumah saya aja, nggak bakalan kena virus. Masyarakat banyak yang salah kaprah,” terangnya.

Rubiati pun terus menanamkan pikiran positif dalam diri sendiri maupun keluarganya. Hal itu pula yang ia sarankan, bisa dilakukan pasien-pasien yang terindikasi positif Covid-19 maupun masyarakat. Bahkan ia berusaha tak membuka grup-grup yang berisi berita-berita negatif, untuk menghindari stres.

“Jadi saya hanya memfokuskan diri ke berita yang positif, saya pantang mendengar berita yang macam-macam. Misalnya saya dengar pasien depan saya meninggal, awalnya saya nggak tau pas melihat grup ada kabar bapak itu meninggal. Saya satu malam nggak bisa tidur, akhirnya saya berpikir ambil yang positif aja,” tutur Rubiati.

Tak hanya motivasi dari keempat anaknya yang membuat Rubiati kuat untuk sembuh, motivasi sang suami yang jauh dari Arab Saudi pun turut menguatkannya. Saat berkomunikasi dengannya, sang suami kerap bercanda. Bahkan saat mengetahui Rubiati tidak langsung pulang dan harus menjalani masa observasi, sang suami melempar jokes yang membuat dirinya tidak down.

“Suami saya walau di Arab Saudi selalu memberikan support. Bahkan waktu beliau tahu saya diobservasi, malah beliau telepon sambil tertawa dan mengatakan, liburan kah, Bun, di hotel? Jadi saya nggak down lagi,” terangnya.

Keceriaan Rubiati pun tergambar saat menjelaskan dirinya dinyatakan sembuh dan akan diperbolehkan keluar dari rumah sakit.

“Karena sering dimotivasi, sampai-sampai saya jadi betah di rumah sakit. Waktu disuruh pulang, saya bilang, ah pulang? Saya sampai lebaran aja di sini,” canda Rubiati.

Selain berjuang untuk memotivasi diri sendiri, Rubiati mencoba menguatkan diri dengan beribadah dengan memperbanyak membaca Alquran dan zikir. Selama diisolasi, ia menganggap apa yang menimpanya adalah ujian.

“Kita anggap ini ujian untuk naik kelas, karena orang terpilih yang mendapat ujian. Tidak mungkin Tuhan memberikan ujian di luar kesanggupan umatnya. Berarti saya dipilih karena saya sanggup,” jelasnya.

Selain memperbanyak ibadah, perempuan 49 tahun ini juga malakukan senam untuk mengisi kegiatan saat diisolasi. Bahkan Rubiati mengaku kerap membantu petugas untuk mengepel lantai di ruang isolasi yang ia tempati.

“Saya ini kan aktif, jadi dua tiga hari saya cuma makan tidur, saya merasakan badan saya sakit, jadi akhirnya saya senam melihat You Tube. Kadang-kadang saya bantu susternya ngepel, karena kasihan dia pakai baju tertutup, kadang kita bantu,” terangnya.

Rubiati dinyatakan sembuh pada Jumat 3 April 2020. Ia telah melalui empat kali tes swab, yang hasilnya dua kali positif dan dua kali negatif. Namun selama menjalani masa isolasi, Rubiati tidak pernah memiliki keluhan sakit. Saat ini rubiati masih menjalani masa observasi selama 7 hari, di Home Stay Sylva Lestari, Balikpapan.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya