Lingkungan

SKM sungai karang mumus GMSS SKM kanopi keinan 

Satu-satunya Keindahan di Sungai Karang Mumus Ambyar, Proyek Penurapan Merusak Ekosistem



Sungai Karang Mumus dulu dan saat ini.
Sungai Karang Mumus dulu dan saat ini.

SELASAR.CO, Samarinda -  Di tengah pandemi corona yang menghantui Kota Tepian, kabar buruk datang dari Sungai Karang Mumus (SKM). Kawasan kecil yang masih rindang dari 34,7 Km aliran sungai nyaris habis dibabat. Ambyar.

Lokasi yang dinamai oleh masyarakat kanopi keinan – karena pepohonan di tepi sungai membentuk kanopi – itu berada di hilir jembatan Lempake Tepian, Gunung Lingai, Samarinda Utara. Pohon-pohon dan rerumputan yang tumbuh di sepanjang sungai telah tumbang, karena dibersihkan oleh alat berat baru-baru ini.

Kabar dibabatnya pepepohonan itu diketahui Kamis (9/4/2020) kemarin. Hal itu membuat sejumlah aktivis Sungai Karang Mumus berang. Salah satunya aktivis lingkungan, Krisdianto.

“Ini kita sebut Keinan Canopy, satu-satunya yang ada di Karang Mumus yang tersisa. Yang orang tahu bahwa Sungai Karang mumus itu jelek, hitam, kotor airnya, tempatnya sampah dan sebagainya, tapi kita mendapatkan salah satu keindahan Karang Mumus itu di sini areanya. Kami jujur saja terpukul sekali mendapatkan berita bahwa ini ada land clearing di kawasan ini,” ujar Kris, Jumat (10/4/2020).

Dia menuturkan, panjang kanopi tersebut sekitar 200 meter dari jembatan Lempake Tepian. Di mana di kawasan tersebut tumbuh pohon-pohon yang berusia di atas puluhan tahun.

“Di sini ekosistemnya cukup lengkap beberapa vegetasi, seperti bungur, Pupur (pohon) yang biasa untuk bahan pupur, terus ada Bamban, dan pohon rengas,” sebutnya.

Usut punya usut, pembabatan di kawasan tersebut dilakukan oleh perusahaan pengerja proyek penurapan tebing SKM. Kendati telah mendapat penjelasan dari pihak yang membabat, Kris sangat menyayangkan. Karena sejak dulu telah ada kesepakatan dengan pemerintah daerah untuk mempertahankan kawasan tersebut.

“Kami akan berusaha untuk menjaga kawasan ini untuk tetap seperti sedia kala. Kalaupun nanti sudah terlanjur seperti ini, kami akan berkoordinasi dengan teman-teman GMSS SKM bagaimana ruang ini tetap terjaga dari sini sampai ke atas itu jangan sampai terjadi kejadian serupa,” jelasnya.

General Superintendent (GS) PT Bindamara Bandealit, Adi Wiyono saat ditemui di lokasi tersebut mengaku, wilayah yang seharusnya mereka kerjakan adalah 260 meter. Namun dilebihkan 40 meter karena adanya permintaan dari masyarakat sekitar.

“Kemarin 300 lebih 40 meter, karena kemarin ada penyetopan ya sampai disini aja land clearingnya. Kemarin kan ada pembersihan lokasi yang meminta dari warga setempat,” ujarnya.

Mengutip LPSE Kementerian PU, proyek pengerjaan tebing SKM  ini sudah dilelang pada 3 Desember 2019. Diikuti 90 peserta, lelang ini dimenangkan PT Bindamara Bandealit yang berkantor di Jl KH Wahid Hasyim Perum Sempaja Lestari No 02 Samarida, dengan penawaran senilai Rp 14,730 miliar.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya