Kutai Kartanegara

TCM Swab test RSUD AM Parikesit 

Satu Jam, Alat TCM RSUD AM Parikesit Bisa Ketahui Hasil Test Swab Dua Orang



Edi Damansyah melakukan pengecekan sejumlah laboratorium yang dimiliki RSUD AM Parikesit. Salah satunya laboratorium test cepat molekuler (TCM) metode swab tenggorok yang sudah ada sejak sepekan.
Edi Damansyah melakukan pengecekan sejumlah laboratorium yang dimiliki RSUD AM Parikesit. Salah satunya laboratorium test cepat molekuler (TCM) metode swab tenggorok yang sudah ada sejak sepekan.

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara – Untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan yang ada di Kutai Kartanegara (Kukar) dalam rangka relaksasi menuju fase New Normal, Bupati Kukar Edi Damansyah mengunjungi RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang, pada Selasa (9/6/2020).

Dalam kunjungannya, Edi Damansyah melakukan pengecekan sejumlah laboratorium yang dimiliki RSUD AM Parikesit. Salah satunya laboratorium test cepat molekuler (TCM) metode swab tenggorok yang sudah ada sejak sepekan.

Dengan adanya laboratorium alat TCM ini, pihaknya bisa memberikan kepastian kepada masyarakat untuk mendeteksi Covid-19 lebih cepat.

“Semoga dengan keberadaan alat ini secepatnya bisa memberikan kepastian, apakah positif maupun negatif,” ujar Edi Damansyah.

Secara teknis, Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kukar, Martina Yulianti menjelaskan kapasitas alat TCM ini dalam satu jam bisa mengetahui hasil tes dua orang, dan bisa beroperasi sampai 18 jam.

“Untuk satu jam itu bisa dua, runningnya bisa sampai 18 jam,” jelas Martina Yulianti.

Ia menambahkan pesan Bupati Edi Damansyah, keberadaan TCM diharap dapat memberi kepastian pasien suspect. Semisal terjadi pasien suspect meninggal, pihaknya menginginkan segera ada kepastian hasil, agar yang meninggal namun status Covid-19 negatif tak perlu dimakamkan sesuai dengan protokol penanganan Covid-19.

“Jadi kita cari jalan keluar dulu, penggunaannya untuk yang mendesak,” ucapnya.

Ia mengatakan anggaran pengadaan TCM ini berasal dari kas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD AM Parikesit. Sebab, pembelian alat PCR atau polymerase chain reaction yang sudah dianggarkan dari dana tak terduga APBD Pemkab Kukar memerlukan waktu yang lebih lama untuk didatangkan.

“Kita sedang menunggu alat yang lebih besar lagi, yang sama dengan Labkesda Provisi, itu sekitar dua minggu lagi,” katanya.

Pemeriksaan TCM ini pun dibuka bagi masyarakat secara mandiri, dengan biaya sebesar Rp 2 juta, karena memang biaya bahannya mahal.

“Kalau untuk pasien itu ditanggung Negara dan Pemerintah Daerah. Tapi kalau mau tahu tapi bukan pasien, mesti bayar,” pungkasnya.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya