Ragam

Pemulihan Pariwisata UMKM Hetifah Komisi X DPR RI 

Rapat Pemulihan Pariwisata, Hetifah Libatkan Pelaku Pariwisata dan UMKM Kaltim



Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) secara virtual dengan para pelaku pariwisata dan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia, Kamis (25/6).
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) secara virtual dengan para pelaku pariwisata dan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia, Kamis (25/6).

SELASAR.CO, Jakarta - Komisi X DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) secara virtual dengan para pelaku pariwisata dan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia, Kamis (25/6). Hadir dalam rapat itu antara lain pemilik obyek wisata Lawu Park dan Sakura Hill (Tawangmangu), pengelola wisata Monkey Forest (Bali), pemilik Kerupuk Kulit Dorokdokcu (Bandung), pengelola bus pariwisata PT Pelita Baru Prima, pengurus Komunitas Persaudaraan Pangkas Rambut (Garut).

Dalam rapat tersebut, Hetifah Sjaifudian, selaku Wakil ketua Komisi X DPR RI yang juga merupakan wakil rakyat dari Kalimantan Timur, secara khusus mengundang dua perwakilan dari Kalimantan Timur untuk memberikan masukan. Dua perwakilan tersebut adalah Awang Jumri selaku Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kaltim dan Zwageri Silva selaku foodblogger atau pemilik akun Dapur Balikpapan.

Awang Jumri mengawali presentasinya dengan memberikan informasi seputar keadaan para pramuwisata di Kalimantan Timur. “Saat ini 289 anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia Kalimantan Timur tidak memiliki pekerjaan memandu. Untuk bertahan hidup, seluruh anggota HPI Kalimantan Timur beralih profesi menjadi penjual barang online, kurir barang, ojek online, penjual buah-buahan, serta makanan dan minuman buatan rumah," paparnya.

Awang memberikan ide pemberdayaan bagi organisasi yang sudah berdiri sejak Tahun 1988, memiliki lebih dari 14.000 anggota, serta tersebar di 34 Provinsi ini. “Anggota kami terlatih dalam sertifikasi dan uji Kompetensi. Mohon para anggota kami dilibatkan dalam program sosialisasi kepada masyarakat oleh Komisi X DPR RI ataupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sehingga ada proses pemberdayaan terhadap 289 anggota kami di 10 kabupaten kota di Kalimantan Timur. Contoh program Sosialisasi New Normal pada Destinasi Wisata dan Penduduk Lokal 10 kabupaten kota atau Adjustable Field of Works” usulnya.

Dari sisi pelaku UMKM, Zwageri memaparkan bahwa pelaku UMKM di Balikpapan mulai dari kaki lima, depot, rumah makan, kafe, restoran di mall dan hotel pun merasakan kehilangan omzet hingga 80% selama Maret-Mei. Menanggapi hal ini, Zwageri memberikan ide solusi acara bazar digital bertajuk POPLINE!

POPLINE! merupakan bazar digital yang melibatkan puluhan brand UMKM setiap bulannya. Para UMKM ini setiap minggu bergiliran untuk dipromosikan secara gencar di social media. “Ini berdampak sangat baik. Bisa menyerap 7 orang untuk menjadi tenaga kurir, 3 orang customers service, serta puluhan influencer. Yang juga penting, UMKM menjadi lebih dikenal dan menerima cukup banyak orderan selama POPLINE! berlangsung. Total omzet di data kami, UMKM mendapatkan revenue sekitar 55 juta selama POPLINE!” terangnya.

Hetifah menanggapi paparan tersebut dengan antusias. “Paparan yang diberikan teman-teman memperluas horizon kami pada sektor pariwisata. Saya sepakat untuk memberdayakan SDM yang kompeten untuk sosialisasi protokol Covid-19. Ide mengenai acara bazaar digital juga sungguh menarik. Usulan dari rekan-rekan akan kami tampung dan sampaikan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saya rasa masukan yang segar seperti ini dapat menjadi solusi bagi sektor Parekraf kala pandemi,” tutupnya.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya