Utama
Positif corona Positif COVID-19 Probable Covid-19 Meninggal corona Pemakaman pasien covid-19  hasil tes laboratorium 
Keluarga Dinyatakan Positif Covid-19 Tapi Tidak Diberi Bukti Hasil Lab
SELASAR.CO, Samarinda – Duka masih menyelimuti keluarga pasien yang meninggal dengan status probable Covid-19 di Jalan Sentosa, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Sabtu (8/8/2020) lalu. Kesedihan bertambah karena anggota keluarga yang meninggal itu, dinyatakan positif Covid-19. Namun, pihak keluarga tidak pernah diberi bukti berupa hasil laboratorium yang menyebutkan pasien memang terkonfirmasi positif Covid-19.
SELASAR berbincang dengan putra pasien meninggal tersebut, Senin (10/8/2020) hari ini. Dia mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintah, dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, maupun pihak rumah sakit yang menangani almarhum ayahnya.
Pemuda 27 tahun itu menuturkan, ayahnya memang telah lama menderita sakit. Dari diabetes mellitus (DM) hingga tekanan darah tinggi yang pernah berujung stroke. Sang ayah juga sudah bolak-balik berobat ke rumah sakit.
Hari Selasa, keluarga membawa yang bersangkutan ke rumah sakit swasta di Kelurahan Air Putih. Di sana, pasien diminta untuk mengikuti rapid test. “Waktu itu uang saya ketinggalan, jadi saya harus mengambil uang dulu. Itu uang Rp 150 ribu ditunggu, Mas, sama rumah sakit. Padahal kondisi ayah saya memburuk,” tuturnya.
Berita Terkait
Setelah dites, hasilnya non-reaktif. Beberapa hari, kondisi pasien membaik dan dibawa pulang. Namun, hari Sabtu kondisi kembali memburuk. Sehingga pasien kembali dibawa ke rumah sakit. “Hari Sabtu ayah saya kritis, kembali lagi ke situ. Enggak bayar (rapid test), tapi udah langsung dibilang Covid,” katanya.
Kesimpulan itu berdasar hasil rontgen paru-paru pasien yang memperlihatkan ada bercak. Dokter menyimpulkan gejala pasien mengarah kepada Covid-19.
“Tapi dokter tidak pakai APD, bahkan saya keluar masuk ruangan biasa saja (tidak dilarang). Pas sudah mau dipindah ke ruangan, baru satu orang pakai APD. Itu pun belum pindah ke ruangan, ayah saya sudah meninggal,” terang putra almarhum.
Penanganan di sana saat itu, kata dia, terkesan biasa saja. Tidak seperti lazimnya penanganan pasien Covid yang harus ekstra ketat protokolnya. “Anehnya lagi saya tanya ke petugas (sebelum sang ayah meninggal dan akan ditempatkan di ruang khusus), apakah nanti boleh dijenguk, dijawab boleh tapi satu orang saja. Harusnya kalau memang mengarah Covid kan ditempatkan di ruang isolasi (yang tidak boleh dijenguk),” ujarnya.
Kemudian, rumah sakit akan memakamkan almarhum sesuai protokol pemakaman pasien Covid-19. Keluarga menunggu hingga 4 jam lebih, tetapi tidak ada tindak lanjut. Akhirnya keluarga memutuskan memakamkan sendiri jenazah tersebut. Pemakaman itu dilakukan dengan sangat hati-hati. “Bahkan pelayat juga mengikuti protokol, pakai masker dan pembersih tangan,” katanya.
Keesokan harinya, hasil swab yang bersangkutan keluar dan menyebutkan hasil positif Covid-19. Namun hingga hari ini, Senin (10/8/2020), keluarga tidak diberi bukti berupa hasil tes laboratoriumnya.
Putra almarhum mengatakan, untuk mengantisipasi penularan jika benar sang ayah terinfeksi Covid-19, dia dan beberapa anggota keluarga langsung melakukan rapid test. Dan hasil semuanya non-reaktif.
Kasus semacam ini pernah disampaikan kepada SELASAR, oleh anggota keluarga pasien yang juga meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19, beberapa waktu lalu. Kejadiannya di salah satu rumah sakit di Samarinda Seberang. Keluarga merasa banyak kejanggalan dalam penetapan status almarhum sebagai pasien terkonfirmasi Covid-19.
Pasien pun dimakamkan dengan cara biasa. Lalu dilakukan swab massal terhadap keluarga dan pelayat. Hasilnya, dua orang terkonfirmasi positif. Namun, dari kalangan keluarga yang berinteraksi sangat dekat, bahkan berbagi inhaler saat almarhum berada di rumah sakit, dan memandikan mayat, hasil swab mereka negatif. Dalam kasus ini, keluarga pasien juga tidak diberi bukti berupa hasil laboratorium uji swab almarhum. Baik oleh rumah sakit maupun Gugus Tugas.
Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan