Kutai Kartanegara

Meninggal corona Penanganan covid-19 Protokol penanganan COVID-19 Pemakaman pasien covid-19 RSUD AM Parikesit 

Jenazah Covid-19 Dimakamkan Secara Biasa, Ratusan Orang di Tenggarong Di-Swab



RSUD AM Parikesit
RSUD AM Parikesit

SELASAR.CO, Tenggarong – Seorang pasien berusia 50 tahun yang meninggal di RSUD AM Parikesit pada Rabu (23/9/2020) ternyata terkonfirmasi positif Covid-19. Pasien tersebut dimakamkan secara biasa, tanpa protokol Covid-19.

Dokter yang menangani pasien tersebut dr Anies Beva Centora menjelaskan, pasien tersebut sempat dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD AM Parikesit pada Selasa (22/9/2020) malam. Saat dirawat, pasien tersebut mengalami sesak napas berat. Sehingga pasien tersebut dicurigai terpapar Covid-19. Kemudian dirawat ke poli khusus penanganan Covid-19. Pihak keluarga tidak terima pasien tersebut dirawat di poli khusus penanganan Covid-19.

“Kemungkinan dicurigai COVID-19, maka harus dilakukan swab tenggorok," ujar dr Anies Beva Centora.

Setelah diambil swab tenggorok sekitar pukul 24.00 Wita, kondisi yang bersangkutan dalam keadaan sadar dengan sesak napas yang makin berat. Kemudian pada pukul 02.30 Wita kondisi semakin memburuk. Pada Rabu (23/9/2020) pukul 03.00 Wita, pasien tersebut meninggal dunia.

Karena hasil swab tenggorok yang bersangkutan belum keluar, pihak rumah sakit meminta agar pihak keluarga menunggu hasil swab tenggorok keluar. Namun, pihak keluarga membawa pulang jenazah, sehingga jenazah tersebut dimakamkan tanpa menggunakan protokol Covid-19.

"Tapi keluarga menolak, waktu itu keluarga menolak menunggu hasil swab, dan kedua tidak mau melakukan penanganan protokol Covid-19 seperti itu (pada jenazah)," jelasnya.

Akibat hal ini, petugas dari Dinas Kesehatan Kukar langsung melakukan tracing kontak erat yang menangani jenazah, dan masyarakat yang hadir melayat. Pihaknya juga telah memberitahukan perihal ini secara resmi kepada keluarga pasien, dengan menunjukkan bukti hasil pemeriksaan, serta meminta melakukan tracing kepada semua kontak erat hingga warga yang melayat.

Kepala Dinas Kesehatan Kukar, dr Martina Yulianti mengatakan pihak keluarga inti saat ini mau bekerja sama, walaupun hal ini dinilai terlambat, namun tim tenaga kesehatan siap melakukan tracing. 

"Kita lakukan tracing akan di-swab massal, jumlahnya per hari ini 100-an dan akan bertambah lagi," ujar dr Martina Yulianti.

Ia juga menginstruksikan seluruh puskesmas yang ada di Tenggarong untuk melakukan pendataan, yang memiliki kontak erat dengan yang bersangkutan. Salah satunya Puskesmas Loa Ipuh, yang telah menyurati seluruh ketua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Loa Ipuh, Kelurahan Loa Ipuh Darat dan Kelurahan Maluhu agar melaporkan jika memiliki kontak erat terhadap yang bersangkutan.

“Yang kami data bagi yang melayat dan kontak erat dengan almarhum," kata Kepala Puskesmas Loa Ipuh dr Achmad Nizamuddin.

Pihaknya menyasar masyarakat yang berkontak dengan yang bersangkutan selama 5 hari sebelum dinyatakan meninggal dunia, serta masyarakat yang datang melayat dan menguburkan hingga acara tahlil di rumah almarhum. Pihaknya juga telah menjdawalkan tracing selama tiga hari. Yakni tanggal 26, 28, dan 29 September 2020, untuk mempercepat proses pencarian kasus.

"Kalau kontak erat langsung kita swab, langsung di swab di puskesmas, tidak ke rumah sakit biar gak kelamaan," pungkasnya.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya