Kutai Timur

DPRD Kutim bantuan sapi Kelompok Tani Peternakan Kutim 

Janji Pusat dan Pemprov Belum Terealisasi, Kandang Sapi Petani Masih Kosong



Anggota DPRD Kutim M Joni.
Anggota DPRD Kutim M Joni.

SELASAR.CO, Sangatta – Salah satu usulan masyarakat yang terus ditagih setiap anggota DPRD Kutim melakukan reses ke dapil adalah, kapan realisasi janji pemerintah terkait dengan pengadaan bantuan sapi. Sebab, kelompok tani telah bertahun-tahun membuat kandang sapi. Bahkan, pakan sudah siap. Namun, hingga kini belum ada realisasi bantuan.

“Dari tahun ke tahun kan selalu ada janji pemerintah, terutama dari pusat, provinsi yang akan memberikan bantuan sapi kepada kelompok peternak. Namun, hingga kandang rusak, kebun pakan sudah tumbuh liar, sapinya belum juga ada,” kata anggota DPRD Kutim M Joni.

“Makanya, kami berangsur akan membantu mereka melalui pengadaan sapi, melalui pokok pikiran (pokir) DPRD. Tapi, karena pokok pikiran terbatas,  karena itu, mungkin hanya beberapa kelompok yang akan dibantu per tahun,” lanjutnya.

Diakui, ini dilakukan karena sedih melihat kelompok tani yang sudah berupaya sedemikian rupa membangun kandang, namun sapinya tidak ada. Mereka bangun, karena memang syaratnya dibantu harus ada kandang dan persiapan pakan. Ternyata, setelah petani bangun kandang, tidak ada sapi yang datang. Padahal, biaya bangun kandang itu ratusan juta rupiah.

“Yang sangat menyedihkan itu karena banyak di antara mereka yang terpaksa meminjam ke bank, namun ternyata tidak ada sapi. Mereka dipaksa bayar cicilan, tapi kandang kosong, gimana cara mengembalikan pinjaman itu. Ini tentu akan membuat mereka kesulitan ekonomi. Karena itu, kami akan membantu mereka sesuai dengan kemampuan kami, secara berangsur, karena jumlah kelompok itu  cukup banyak,” terangnya.

Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim Sugiono mengakui kerugian kelompok tani ternak Kutim membuat kandang sapi untuk sapi brahman cross yang dijanjikan pemerintah pusat, miliaran rupiah. Karena itu, tidak akan pernah berhenti untuk menagih janji pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya menyerahkan sapi ke calon peternak di Kutim.

Jika dihitung rata-rata biaya pembuatan kandang setiap kandang Rp100 juta, maka biaya petani keseluruhan untuk buat kandang di Kutim itu sekitar Rp3,5 miliar. Belum lagi dengan penyediaan pakan. Pada umumnya mereka mengambil pinjaman bank. “Kalau ini tidak diisi, kan petani yang rugi. Selain harus menyicil utang pokok, mereka juga bayar bunga. Karena itu, kami terus tagih, sampai pemerintah memenuhi semua janjinya ke petani,” kata Joni.    

Diketahui pembangunan kandang itu dilakukan sejak tahun 2016, namun hingga kini belum diisi. Alasannya, karena kontraktor tidak sanggup. “Tapi kan petani tidak mau tahu, karena mereka juga  sudah rugi. Kalau memang kontraktor tidak sanggup, kan ada kontraktor lain, yang penting janjinya bisa dipenuhi ke petani,” kata Sugiono saat itu.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya