Utama

banjir banjir di samarinda perumahan Bukit Pinang bukit pinang i Kawasan Vegetasi 

DIDUGA! Ini Biang Kerok Banjir Besar di Perumahan Bukit Pinang Tempo Hari



Kawasan Perumahan Bukit Pinang diterjang banjir dengan debit sangat deras.
Kawasan Perumahan Bukit Pinang diterjang banjir dengan debit sangat deras.

SELASAR.CO, Samarinda - Hujan deras yang terjadi pada 7 Desember 2021 lalu di Samarinda, mengakibatkan banyak ruas jalan dan permukiman warga tergenang banjir. Meski di beberapa titik genangan air surut dalam durasi kurang dari satu hari, namun beberapa warga mengalami kerugian tidak sedikit akibat banjir yang datang tiba-tiba.

Warga tidak sempat mengevakuasi harta benda karena sebelumnya kawasan tempat tinggal mereka tidak masuk area yang tergenang banjir. Seperti terjadi di kawasan permukiman warga di Perumahan Bukit Pinang, Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Palima, Samarinda Ulu.

Dari rekaman video amatir yang beredar luas di media sosial, kawasan tersebut diterjang banjir dengan aliran sangat deras. Beberapa kendaraan baik roda empat dan dua yang terparkir di depan rumah pun tenggelam. “Selama saya tinggal di sini belum pernah banjir sebesar itu,” ujar Rahul, warga setempat.

Pemerhati Sosial dan Lingkungan Kaltim sekaligus pegiat di Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Niel Makinuddin menuturkan, sudah menjadi fakta ilmiah tak terbantahkan bahwa banjir terjadi karena adanya gangguan terhadap siklus air.

Dalam prosesnya, siklus air (hidrologi) memerlukan vegetasi sebagai agen penahan aliran air. Dalam kadar tertentu, vegetasi berfungsi sebagai rem (breaker) laju air yang jatuh dari langit. Vegetasi alami yang strukturnya lengkap cenderung lebih efisien dalam menahan aliran air.

“Vegetasi memiliki kemampuan menyerap air melalui perbedaan tekanan osmotik akar dengan tanah, sehingga air yang terdapat dalam pori-pori tanah sebagian masuk ke dalam perakaran vegetasi. Dengan kata lain, kumpulan vegetasi merupakan tandon-tandon penampung dan penyimpan air alamiah yang andal. Jika vegetasi (pohon besar dan kecil) ditebang habis, siapa atau apa lagi yang bisa menahan dan menyimpan aliran air?” jelasnya.

Ditambahkan Niel, fungsi penting lain vegetasi adalah sebagai penyerap polutan (udara kotor dan beracun) dan kebisingan. Juga, menciptakan iklim mikro yang membuat kawasan sekitarnya terasa lebih adem dan nyaman. Kehadiran vegetasi berperan penting menjaga kesehatan fisik dan mental penghuni permukiman.

Hasil pengamatan tim redaksi SELASAR dari citra satelit, kawasan perumahan Bukit Pinang berada tepat bersebelahan dengan kawasan pergudangan serbaguna. Dari foto citra satelit Google Earth, sebelum menjadi area pergudangan, kawasan itu masih berupa hutan pada tahun 2002.

Pengembangan kawasan pergudangan di sekitar area perumahan Bukit Pinang


Pembangunan area pergudangan di kawasan tersebut terpantau sudah mulai berjalan pada tahun 2016. Belum diketahui pasti tahun berapa tepatnya pembukaan lahan mulai dilakukan, karena Google Earth tidak menyediakan data foto satelit untuk kurun waktu 2003 hingga 2015. Namun dari pengukuran via satelit, kawasan pergudangan memiliki luas sekitar 16,53 hektare.

Disampaikan Niel, kawasan perumahan atau pemukiman sebaiknya dilindungi dengan hadirnya vegetasi yang tertata dan disesuaikan dengan luasan kawasan permukimannya. Apalagi kawasan tersebut posisinya berada di ilir (bawah, lebih rendah) dari kawasan yang terbuka.

“Semakin terbuka kawasan di ulu, maka semakin besar bahaya dan ancaman bencana banjir (dan tanah longsor) untuk wilayah di bagian ilirnya,” jelas Niel.

Kerugian bencana banjir hingga saat ini sangatlah besar. Dari data tujuh tahun lalu yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), dampak kerugian dan kerusakan banjir dan longsor di Indonesia sepanjang tahun 2014 mencapai Rp 30 triliun. Jumlah ini belum termasuk kerugian atas hilangnya ratusan nyawa.

“Pemerintah Samarinda perlu lebih serius mengatasi dan mencegah munculnya bencana banjir ini. Setidaknya, data yang ada diperbarui dan diprediksi peluang munculnya bencana banjir di titik mana saja. Kemudian, diambil tindakan pencegahan sedini mungkin (early warning dan early action) untuk mencegah dan mengurangi dampak bencana banjir,” sarannya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya