Nasional
Larangan Mudik Mudik Lebaran Mudik  Lebaran Tahun 2021 Irwan 
Hilangnya Kepercayaan Masyarakat dalam Kebijakan Larangan Mudik Pemerintah
SELASAR.CO, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan melarang mudik 6-17 Mei 2021. Namun, belum adanya legal standing yang dikeluarkan pemerintah terkait kebijakan ini, membuat beberapa pihak belum yakin kebijakan ini betul-betul akan berjalan. Hal ini disampaikan anggota Komisi V DPR RI, Irwan Fecho, dalam Diskusi Dialektika Demokrasi.
"Saya pikir surat edaran itu baru imbauan dan kembali berulang, inkonsistensi pemerintah kemudian pola blunder pemerintah dengan pernyataan bang Sandi yang dikonfirmasi juga oleh Menko PMK, Muhajir bahwa tempat wisata boleh dibuka," ujarnya pada Kamis 8 April 2021 kemarin.
Padahal Irwan beranggapan larangan mudik ini sangat penting jika melihat trend Covid selama ini, yaitu jika setiap hari libur panjang baik hari raya, nataru dan kemerdekaan, peningkatan kasus harian pasti terjadi.
"Contohnya saja di Idulfitri 2020, kemudian ada peningkatan sampai 30 persen kasus harian, itu terjadi karena dilarang mudik lebaran tapi boleh pulang kampung," jelasnya.
Berita Terkait
Karena itu melihat setiap regulasi yang dikeluarkan pemerintah ada ketidakcocokan pada implementasi dan efektifitasnya, termasuk kebijakan larangan mudik namun wisata boleh dibuka.
"Apa gunanya imbauan larangan mudik itu, tapi tidak ada pembatasan penumpang, prokes juga biasa-biasa saja, kemudian tidak ada pembatasan di lapangan, karena tidak ada yang menjamin, apalagi masih banyaknya peluang-peluang untuk kemudian bisa meninggalkan daerah dengan alasan berbagai komentar, ada keluarga sakit, ada urusan pekerjaan dan juga wisata," jabarnya.
Dirinya pun berpesan agar pemerintah mengurangi gimmick-gimmick yang membuat masyarakat semakin kehilangan kepercayaan terhadap kebijakan apapun yang dikeluarkan pemerintah.
"Trust ini yang sulit, masyarakat disuruh prokes, vaksin dan jangan mudik tapi di sisi lain, terkadang mungkin tanpa disadari gimmick-gimmick itu muncul yang membuat masyarakat juga cenderung makin putus asa dan membuat anjuran pemerintah juga tidak maksimal," pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan