Kutai Kartanegara
Diskominfo Kukar TP-PKK PUSAKA Sakinah  Loa Kulu 
Ketua TP-PKK Kukar Membuka Kegiatan Bimbingan Program PUSAKA Sakinah di Loa Kulu
SELASAR.CO, Tenggarong – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kutai Kartanegara (Kukar) Maslianawati Edi Damansyah kembali membuka kegiatan bimbingan program Pusat Layanan Keluarga (PUSAKA) Sakinah, di Kantor BPU Desa Loa Sumber, Kecamatan Loa Kulu, pada Kamis (2/11/21).
Acara ini merupakan kegiatan ke 5 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kukar, bekerja sama dengan Pokja 1 TP-PKK Kukar.
Maslinawati mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman dalam meningkatkan kualitas kehidupan rumah tangga yang baik dan sebagai salah satu upaya mengurangi angka perceraian di wilayah Kukar.
Maka dari itu, dia memberikan pemahaman bagi masyarakat yang masih lajang hendaknya mengenali lebih dalam calon pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Berita Terkait
"Sebelum janur kuning melengkung kita masih bisa membatalkan dan masih bisa mengenal dan mengetahui bebet, bobot, bibit pasangan kita. Jangan sampai menyesal dan salah memilih, pernikahan satu kali seumur hidup," ujar Maslianawati.
Dia berharap, pernikahan di Kukar dapat mempedomani aturan. Hal ini demi mencegah terjadinya perceraian. Minimal, kata dia, yang bersangkutan sudah berusia 19 tahun dan yang terpenting pernikahannya harus tercatat oleh Kantor Urusan Agama (KUA).
"Agar bila terjadi masalah di kemudian hari bisa diselesaikan secara hukum negara," ucapnya.
Ia mengungkapkan selain meningkatnya angka kehamilan, angka perceraian juga ikut meningkat di masa pandemi Covid-19. Menurutnya ini dikarenakan masalah ekonomi yang terpuruk selama pandemi.
Dia berpesan kepada para calon pengantin untuk tetap saling menjaga, saling pengertian dan saling percaya karena itu semua merupakan salah satu kunci dalam berumah tangga.
Menurutnya bila ingin langgeng dan berumah tangga dengan baik, haruslah bisa menahan ego masing-masing. Terutama perempuan yang kerap kali tinggi egonya, semisal tidak melontarkan pertanyaan bertubi-tubi kepada suami sepulangnya dari bekerja.
"Beri jeda agar suami bisa nyaman terlebih dahulu baru lakukan percakapan," jelasnya.
Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan