Utama

Bank Indonesia BI Kaltim Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 

Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2022 Diproyeksi Lebih Tinggi Dibandingkan 2021



Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono.

SELASAR.CO, Samarinda - Sempat terpuruk di triwulan ke II tahun 2020 karena dihantam pandemi Covid-19, kondisi pertumbuhan ekonomi di Kaltim terus mengalami perbaikan. Perbaikan kondisi perekonomian Kaltim mulai terlihat jelas saat memasuki zona positif pada triwulan II tahun 2021, yaitu dengan mencatatkan pertumbuhan 5,77 persen. Usai menyampai puncaknya, pertumbuhan ekonomi di Kaltim mulai sedikit melambat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono, menyebut bahwa perlambatan saat itu disebabkan masuknya varian delta Covid-19. 

“Hal ini menyebabkan mobilitas masyarakat menjadi sedikit terhambat. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita pada saat itu dari 5,77 persen di triwulan II, turun menjadi 4,51 di triwulan III year on year,” jelasnya. 

Sementara itu untuk triwulan IV 2021, BI memproyeksikan kondisi pertumbuhan ekonomi Kaltim masih akan cukup bagus namun relatif melambat. Hal ini turut dipengaruhi harga jual batu bara yang telah melewati nilai tertingginya. Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim di akhir tahun 2021 masih terbantu oleh kegiatan natal dan tahun baru. 

“Penurunan harga batu bara bisa lumayan dinetralisir oleh peningkatan konsumsi selama natal dan tahun baru,” ungkapnya. 

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Kaltim secara keseluruhan di 2022, akan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2021. Tutuk menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat mendorong dan menahan pertumbuhan ekonomi Kaltim di tahun ini. Beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim di antaranya adalah penambahan kapasitas industri pengolahan, serta investasi dan konsumsi masyarakat yang meningkat. Sementara untuk faktor penekan pertumbuhan ekonomi Kaltim salah satunya yaitu penurunan harga jual batu bara dan kondisi hulu migas yang mengalami penurunan produksi alami (natural decline). 

“Sehingga kami memproyeksikan secara keseluruhan tahun 2022 akan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2021. Peningkatan ini dengan asumsi bahwa kondisi Covid-19 yang lumayan terkendali,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya