Kutai Timur

Minyak Goreng  Kelangkaan Minyak Goreng Harga Minyak Goreng Harga Minyak Goreng di Kutim Perusahaan sawit Minyak Goreng Sawit 

Minyak Goreng Langka di Kutim Padahal Punya 34 Pabrik Sawit



Antrean warga untuk membeli minyak goreng di Kutai Timur.
Antrean warga untuk membeli minyak goreng di Kutai Timur.

SELASAR.CO, Sangatta - Berpredikat sebagai wilayah dengan perkebunan sawit terluas di Kaltim, dengan kurang lebih 103 perusahaan dan memiliki kurang lebih 34 pabrik, tampaknya hal ini tidak menjamin Kutim dapat terlepas dari persoalan kelangkaan minyak goreng.

Pasalnya tidak jauh berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang tidak memiliki perkebunan kelapa sawit, saat ini warga Kutim juga kesulitan mendapatkan minyak goreng. Seperti yang disampaikan oleh Anah, salah satu warga Sangatta menyebut bahwa dirinya telah berkeliling dari satu toko ke tokoh lain untuk mencari minyak goreng, namun kebanyakan pedagang telah kehabisan stok minyak goreng. Jika pun ada harga jualnya terbilang mahal.

“Di Jalan Karya Etam, di salah satu toko kecil, saya dapat minyak kemasan 500 ml, namun harganya Rp15 ribu. Itupun hanya dua kemasan yang saya dapat. Saya juga mendatangi sebuah toko di Teluk Lingga, di sana kebetulan dapat tapi hanya diberi satu kemasan 900 ml dengan harga Rp20 ribu,” katanya.

Dari kabar yang ia dengar, stok minyak goreng sebenarnya bisa ditemui di minimarket. Namun pembeli harus antri dari 06.00 Wita agar kebagian stok minyak goreng yang dijual.

Dengan kondisi pandemi seperti saat ini, tentu sangat beresiko bagi pembeli saat berkerumun selama mengtre. Karena itu dirinya lebih memilih mencari minyak goreng di toko pengecer lainnya dengan stok terbatas dan harga yang lebih mahal.

Kelangkaan ini pun juga turut dikeluhkan oleh pedagang pengecer seperti Tamar. Salah seorang pedagang kecil di Kutim ini mengaku sudah seminggu ini tidak menjual minyak goreng. Sebab, semua toko grosir yang selama ini menjadi langganannya tidak memiliki stok minyak goreng. “Jangankan saya jual, untuk saya pakai aja tidak ada,” katanya.

Selain itu, dari pantauan wartawan, nyaris semua toko yang kami singgahi tidak menjual minyak goreng. Menanggapi kelangkaan minyak goreng ini, Kepala Dinas Perindustrian Kutim, Zaini didampingi Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Achmad Doni Evriady, mengatakan kelangkaan minyak goreng terjadi akibat perilaku masyarakat. Sebab pasokan sebenarnya lancar, meskipun terbatas, sementara masyarakat terus membeli minyak goreng untuk dipersiapkan menjelang bulan suci. “Jadi sepertinya mereka tumpuk di rumah untuk persiapan, karena ketakutan kehabisan,” katanya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya