Kutai Timur

Minyak Goreng  Kelangkaan Minyak Goreng Harga Minyak Goreng Harga Minyak Goreng di Kutim Perusahaan sawit Minyak Goreng Sawit 

Berdesak-desakan, Antrean Pembelian Minyak Goreng Dipindah ke Polsek Sangatta



Kepolisian bersama Disperindag kutim langsung memindahkan lokasi pembelian ke polsek sangatta.
Kepolisian bersama Disperindag kutim langsung memindahkan lokasi pembelian ke polsek sangatta.

SELASAR.CO, Sangatta - Sekira pukul 09.00 Wita pagi tadi, ratusan warga di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terlihat berdesak-desakan mengantre hanya untuk mendapatkan minyak goreng, pada Kamis (10/3/2022). Warga diketahui rela mengantre untuk mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter yang dijual di Toko Pulau Emas Jaya Abadi, yang berada di jalan Yosudarso II, Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara. Suasana nyaris ricuh saat pintu pagar toko hendak dibuka paksa oleh sejumlah warga yang ingin masuk ke dalam toko untuk mendapatkan minyak goreng. 

Tak ingin berakhir ricuh, akhirnya pihak Kepolisian bersama Disperindag kutim langsung memindahkan lokasi pembelian ke Polsek Sangatta. Akibat proses penjualan minyak goreng yang alihkan, banyak warga yang merasa kecewa karena telah mengantre lama.

Salah satu warga Kota Sangatta yang ikut dalam antrian tersebut Rachmawati mengatakan, dirinya sangat berharap pemerintah bisa segera mengatasi kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Kutai Timur. "Kasihan kami ibu-ibu ini, kami juga masih ada kerjaan di rumah. Belum lagi ada tugas online anak kami dari sekolah yang perlu diurus," ucapnya.

Selain itu dirinya juga meminta pemerintah untuk segera menstabilkan harga Minyak goreng. "Kalau bisa yang wajar harganya gitu loh. Kami datang mengantre kesini karena minyak di rumah kami sudah tidak ada," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolsek Sangatta AKP Rihard Nixon Sihombing mengungkapkan alasan penjualan minyak goreng dipindahkan ke Polsek Sangatta, lantaran sebelumnya masyarakat yang ingin memperoleh minyak goreng terlalu membludak sehingga sulit untuk diatur oleh pihak keamanan. 

“Jadi mereka berdesak-desakan sementara jumlah minyak goreng yang akan dijual jumlahnya terbatas. Dari jumlah masyarakat yang hadir dan jumlah minyak tidak seimbang. Sehingga yang di belakang ini walaupun sudah diberikan pengertian bahwa minyak ini tidak cukup hanya sekian ratus orang saja, tetapi yang lain tetap menunggu dan akhirnya yang di depan terkurung,” bebernya.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya pihaknya langsung mengambil alih dan dialihkan ke Polsek Sangatta, agar lebih mudah diatur dan lebih tertib dengan menggunakan sistem nomor antrian.

“Sebelumnya disana juga sudah kita coba diatur dua baris, namun karena yang dibelakang ikut mendorong kedepan. Sehingga dari pada terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akhirnya kita setop dan alihkan kesini,” tegasnya.

Sementara itu terpisah Pejabat Fungsional Penyuluh Perdagangan pada Disperindag Kutim, Achmad Dony Erviady mengatakan, karena antrian warga tidak bisa diatasi akhirnya pihaknya meminta pihak kepolisian untuk membantu proses pembagian minyak goreng dan dialihkan ke Polsek Sangatta.

"Karena kuotanya minyak yang ingin dibagi dalam jumlah yang sedikit dan antrian masyarakat tidak bisa dikendalikan, akhirnya penjualan kita batalkan dan dialihkan ke Polsek," tuturnya.

Karena itu pihaknya berpesan kepada masyarakat Kutim agar tidak panik, karena Disperindag Kutim akan terus berupaya semaksimal mungkin agar proses pendistribusian minyak goreng terus berjalan lancar.

"Pakailah minyak goreng sesuai kebutuhan, jangan diperjual belikan kembali ke masyarakat. Karena bagaimanapun kebutuhan itu lebih penting," tutupnya.

Penulis: Bonar
Editor: Yoghy Irfan

Berita Lainnya