Kutai Timur

Pasar Tumpah  Kominfo Kutim Pasar Tumpah di Kutim Pasar Tumpah di Sangatta 

Tertibkan Pasar Tumpah, Satpol PP Disarankan Ajak Dialog Para Pedagang



Rapat kordinasi mewakili Pemkab Kutai Timur, Senin (12/9/2022) di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim.
Rapat kordinasi mewakili Pemkab Kutai Timur, Senin (12/9/2022) di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim.

SELASAR.CO, Sangatta - Bukan hanya masyarakat yang mulai merasakan dampak dari munculnya pasar tumpah di berbagai jalan utama di di kota Sangatta, namun aparat Pemerintah sendiri kini mulai geram. Sebab, pasar ini mulai mengganggu, terutama masalah parkir di lokasi pasar, termasuk masalah polusi akibat bau yang ditimbulkan.

Hal tersebut sempat di ungkapkan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Timur (Kutim) Muhammad Basuni, saat memimpin rapat kordinasi mewakili Pemkab Kutai Timur, Senin (12/9/2022) di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim.

Dalam rapat tersebut, masalah pasar tumpah dan keberadaan badut yang mulai ramai ditemui di persimpangan jalan sekitar Sangatta, sempat menjadi topik pembahasan.

Karena itu, Basuni selaku pimpinan rapat menyarankan agar Satpol PP mengajak dialog para pedagang pasar tumpah serta badut boneka yang menjamur di Kecamatan Sangatta Utara, dalam rangka penertiban.

“Perlu dilakukan rapat bersama antara Satpol PP, pihak kecamatan (Sangatta utara), serta pedagang yang berjualan secara intens untuk dilakukan penertiban,” kata Basuni saat memimpin rapat

Sementara itu, Tahang yang menjabat Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum mewakili Kepala Satuan Satpol PP mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan teguran maupun tegas kepada pedagang.

“Kita selalu melakukan penertiban hampir setiap minggu terkait pasar tumpah yang mengambil lahan trotoar sebagai lapak berjualan,” jelas Tahang dalam laporannya.

Hanya saja, rupanya Satpol PP hanya menyinggung penertiban pedangan di trotoar jalan Yos Sudarso, sementara pedangan pasar tumpah, sepeti jalan Impres, yang jadi sorotan Basuni, masih aktif, bahkan terus bertambah. Bahkan, pada sore hari, lalulintas bis terganggu, karena banyaknya kendaraan yang parkir di badan jalan.

“Pemkab Kutim tidak melarang warga mencari nafkah, namun banyaknya pasar tumpah dan badut boneka merupakan fenomena yang harus ditata. Agar ketertiban umum masyarakat bisa terwujud,”Tuturnya

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya