Kutai Timur

Perumdan Kutim Tirta Tuah Benuah Kutai Timur PDAM Kutim PDAM Tirta Tuah Benua  Air Baku 

Mutu Air Baku Turun, Perumda Tirta Tuah Benuah Minta DLH Perketat Pengawasan Lingkungan



Direktur Utama Perumdan Kutim, Suparjan.
Direktur Utama Perumdan Kutim, Suparjan.

SELASAR.CO, Sangatta - Perusaham Umum Daerah air minum (Perumda) Tirta Tuah Benuah Kutai Timur, kini mengeluhkan tingkat kekeruhan air Sungai, yang kian hari kian tinggi. Dimana dengan tingkat kekeruhan yang makin tinggi mengakibatkan biaya operasional makin tinggi.

“Untuk itu kami mohon pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar kiranya meningkatkan pengawasan lingkungan, untuk mengetahui penyebab kekeruhan air sungai Sangatta sebagai air baku Perumda, yang terus meninggi. Selain itu kami berharap, agar ada pengawasan ketat terhadap sumber air baku Perumda untuk menjaga keamanan air yang digunakan, agar terlindungi dengan baik ” kata Direktur Utama Perumdan Kutim Suparjan, saat berlangsungnya coffee morning yang di pimpin langsung oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Zubair.

Dijelaskan, dengan kekeruhan air baku yang makin tinggi tersebut akhirnya membuat peningkatan biaya operasional, terutama untuk pengadaan bahan kimia untuk penjernihan air.

Dalam kesempatan itu, Suparjan juga mengemukakan permasalahan lain. Terutama pendapatan Perumdan, dari hasil penjualan air, belum bisa menutupi biaya operasional. Sebab harga pokok produksi air, masih lebih kecil dari harga jual.

Masalah lain PDAM adalah SK Dewan pengawas Perumdan yang baru, hingga kini belum selesai. Sehingga itu akan menjadi hambatan adminitrasi dalam rapat internal PDAM.

Diakui, penagihan rekening air dari konsumen dalam tahun ini cukup baik, karena sudah mencapai 96 persen.

Suparjan juga mengakui, beban operasional yang tinggi juga disebabkan karena masih banyak Intalasi pengolahan air (IPA) Perumdan yang belum menggunakan listrik PLN. Dimana saat ini masih menggunakan generator, yang menggunakan solar. Padahal, solar yang digunakan masih menggunakan solar industri.

“kami beberapa kali bersurat pada PLN agar IPA kami diberikan aliran listrik, namun hingga kini belum ada jawaban.”Beberapa IPA yang belum menggunakan listrik PLN antara lain IPA Sekrat, Kaliorang, Kaubun, Kombeng, Telen, Senyiur, Senambah dan Busang.

Dalam kesempatan tersebut, Suparjan juga mengakui pelayanan Perumdan secara adminitrasi, masih rendah, karena masih 47 persen. Sementara pelayanan Teknis, baru 72 persen.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya