Kutai Timur

Bapenda Kutim Kominfo Kutim PAD Kutim  APBD Kutim 

Bapenda Kutim Akui Masih Sangat Sulit Capai, 50 Persen APBD Dari PAD



Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Kutai Timur, Syahfur.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Kutai Timur, Syahfur.

SELASAR.CO, Sangatta – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kutai Timur (Kutim) mengakui masih sulit untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) hingga sampai 50 persen dari APBD Kutim untuk mewujdukan kemandirian fiskal

Pasalnya, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tidak sama seperti kabupaten kota lainnya di kaltim seperti Kota Samarinda dan Kota Balikpapan yang memang merupakan kota jasa, dimana sumber PAD, sangat tinggi, terutama dari pajak hotel dan lain sebagainya.

“Untuk meningkatkan PAD, agar mencapai 50 persen dari PAD, itu berat. Karena Kutim tidak sama dengan Kota Samarinda, sebagai kota jasa, dimana sumber PAD, memang besar,” kata Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kutai Timur Syahfur kepada sejumlah awak media, Rabu (23/11/2022)

Diakuinya, meskipun sumber PAD masih terbilang kecil, namun PAD Kutim tiap tahun terus mengalami peningkatan. Sekitar tahun 2014, hanya Rp30 miliar. Kini sudah meningkat hingga Rp100 miliar lebih. Artinya, meskipun kecil, namun terus meningkat.

“Tapi, tahun depan, kami akan mengerahkan semua sumber daya yang kami miliki untuk meningkatkan PAD. Termasuk melakukan pendataan, untuk menggali sumber-sumber PAD baru,  penagihan dan sosialisasi agar wajib pajak membayar pajak,” Ucapnya

Dijelaskannya, untuk saat ini, persentasi PAD dalam APBD Kutim masih kurang dari 10 persen, tepatnya sekitar 4 persen. Namun pihaknya akan terus berupaya agar persentasi itu terus meningkat. “Kita akan terus berupaya meningkatkan PAD,” katanya.

Terkait kontribusi dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di PAD, Syahfur mengatakan hingga kini  belum ada BUMD yang memberikan PAD. Termasuk PDAM yang masih eksis sekalipun. “Kita hanya mendapatan PAD dari hasil penyertaan modal di Bank kaltim- Tara senilai Rp 6 miliar per tahun, sementara dari bank BPR, sekitar Rp700 juta per tahun,” katanya.

Sebelumnya, Asisten Ekomomi Pembangunan Zubair meminta agar Bapenda kerja keras untuk meningkatkan PAD, agar ke depan Kutim mandiri. Sebab suatu daerah dikatakan mandiri, jika PAD bisa mencapai 50 persen dari APBD mereka.

‘Kalau sekarang PAD masih sekitar 4 persen, maka Bapenda masih harus kejar 46 persen. Ini pekerjaan berat. Jangan hanya berpatokan pada pajak daerah, tapi harus perfikir keluar, bagaimana meningkatkan PAD, dengan meningkatkan pendapatan dari Badan Usaha Milik daerah (BUMD). Sebab banyak hal yang bisa diusahakan BUMD di Kutim, yang bisa memberikan penghasilan yang besar, yang akan mampu memberikan PAD bagi daerah.”Tutupnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya