Ragam

Investasi di Kaltim Investasi di IKN DPMPTSP Kaltim Penanaman Modal Asing  Penanaman Modal Asing Kalimantan Timur 

Tiongkok Jadi Investor Terbesar Kaltim di Triwulan 1/2023, Nilainya Capai Rp1,43 Triliun



SELASAR.CO, Samarinda - Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto, mengumumkan bahwa realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan pertama tahun 2023 mencapai US$ 274,45 juta atau setara dengan Rp 4,06 triliun.

Berdasarkan data hingga akhir triwulan pertama, terdapat 26 negara yang terdaftar sebagai asal negara investor di Kaltim. Tiongkok, Malaysia, dan Singapura menempati tiga posisi teratas dengan investasi yang lebih besar. “Tiongkok telah merealisasikan investasinya pada 18 proyek yang bernilai US$ 97,260 Juta (Rp 1,43 Triliun) atau 35,44 persen dari total nilai investasi,” jelas Puguh.

Sementara itu Investor dari Malaysia merealisasikan investasinya sebesar US$ 54,16 juta atau sebesar Rp 801,60 miliar (19,73 persen) dalam 75 proyek, sementara investor dari Singapura merealisasikan investasinya dalam 148 proyek dengan nilai US$ 46,21 juta atau sebesar Rp 683,95 miliar (16,84 persen).

Berikut Grafis Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Asal Negara di Kalimantan Timur Periode Januari-Maret Tahun 2023:
(grafis)

Puguh menjelaskan bahwa investasi asing yang terjadi di Kaltim pada triwulan pertama tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan yang positif dan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di wilayah tersebut. Diharapkan tren positif ini dapat terus berlanjut dan mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Kaltim.

Kabupaten Kutai Timur memberikan kontribusi paling signifikan dengan nilai US$ 135,05 juta atau sebesar Rp 1,99 triliun, mencakup 55 proyek PMA. Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kontributor kedua dengan nilai US$ 91,46 juta atau sebesar Rp 1,35 triliun. Sementara itu, Kabupaten Kutai Barat berada di posisi ketiga dengan nilai US$ 15,18 juta atau sebesar Rp 224,79 miliar. Kontribusi dari kabupaten/kota lain berkisar antara 5,50 persen hingga 0,01 persen dari total realisasi PMA.

“Dalam hal penyerapan tenaga kerja Indonesia, Kabupaten Kutai Kartanegara menyerap 786 orang, menjadi yang paling signifikan. Diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur dengan 633 orang,” imbuhnya.

Berdasarkan sektor usaha, sektor pertambangan mendapatkan tambahan investasi terbesar dengan nilai US$ 57,43 juta atau sebesar Rp 850,01 miliar, mencapai 21,15 persen dari total realisasi PMA. Subsektor lain yang memberikan kontribusi signifikan adalah industri mineral non-logam dengan nilai US$ 53,06 juta atau sebesar Rp 774,67 miliar (19,28 persen) dan industri logam dasar, barang logam, bukan mineral, dan peralatannya dengan nilai US$ 47,79 juta atau sebesar Rp 697,80 miliar (17,36 persen). Secara keseluruhan, terdapat sekitar 19 subsektor usaha yang memberikan kontribusi terhadap nilai investasi PMA pada triwulan pertama tahun 2023.

Dalam hal penyerapan tenaga kerja, subsektor pertambangan menjadi yang paling banyak menyerap tenaga kerja Indonesia, dengan total 1.009 orang atau sebesar 41,73 persen dari total tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMA. Subsektor ini juga menyerap 5 tenaga kerja asing. Subsektor lain yang menyerap tenaga kerja Indonesia adalah subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, dengan total 742 orang atau mencapai 30,69 persen dari total tenaga kerja Indonesia yang terserap. Subsektor kehutanan menyerap 296 orang atau mencapai 12,24 persen dari total tenaga kerja Indonesia yang terserap. Subsektor ini juga menyerap 4 tenaga kerja asing.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya