Utama

BPS Kaltim komoditas ekspor Ekspor Kaltim Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur Ekspor Batubara 

BPS Kaltim: 3 Komoditas Ekspor Unggulan Kaltim Alami Penurunan Harga Per-Juni 2023



Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana.

SELASAR.CO, Samarinda - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur merilis data terkini mengenai harga komoditas unggulan yang menunjukkan adanya kecenderungan penurunan. Menurut Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, harga komoditas seperti batubara, minyak mentah, dan minyak kelapa sawit mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan.

Pada bulan Mei, harga batubara mencapai 160,48 dolar per metrik ton, namun turun menjadi 139,42 dolar per metrik ton pada bulan Juni. Hal ini terkait dengan lesunya ekonomi Tiongkok, proyeksi melandainya permintaan di India dan Eropa, serta jatuhnya harga gas alam dunia sebagai komoditas saingan. Ambruknya harga batubara tersebut memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Kalimantan Timur yang sangat bergantung pada ekspor batubara.

Selanjutnya, harga minyak mentah juga mengalami penurunan dari 74,12 dolar per barel pada bulan Mei menjadi 73,26 dolar per barel pada bulan Juni. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan pasokan minyak mentah global dan kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi global, termasuk perlambatan di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Tidak hanya itu, harga minyak kelapa sawit juga tercatat mengalami penurunan. Dari 934,06 dolar per metrik ton pada bulan Mei, harga minyak kelapa sawit turun menjadi 816,97 dolar per metrik ton pada bulan Juni. Tantangan di sisi permintaan yang tidak sebanding dengan pasokan yang melimpah, terutama dari Indonesia dan Malaysia, menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga komoditas CPO.

Yusniar Juliana juga menyampaikan bahwa peristiwa-peristiwa global berdampak signifikan terhadap mitra dagang utama Kalimantan Timur. Penurunan harga batubara dipicu oleh lesunya ekonomi Tiongkok, proyeksi melandainya permintaan di India dan Eropa, serta jatuhnya harga gas alam dunia sebagai komoditas saingan. Sementara itu, harga minyak dunia tertekan oleh peningkatan pasokan minyak mentah global dan kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi global.

"Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyampaikan bahwa peran perekonomian global masih mengalami tertahan dan ketidakpastian," ujar Yusniar Juliana dalam konferensi persnya hari ini Senin (17/7/2023). 

Prediksi dari beberapa lembaga seperti IMF, OECD, dan World Bank juga menunjukkan tren perekonomian global yang masih lemah, hanya sekitar 2,7 persen. Data ekonomi Tiongkok menunjukkan perlambatan pada triwulan kedua tahun 2023, dengan pertumbuhan hanya sebesar 0,8 persen. Tingkat pengangguran di Tiongkok juga mengalami peningkatan signifikan, terutama pada usia produktif 16 hingga 24 tahun yang mencapai 21,3 persen.

Selain itu, BPS Kaltim juga mencatat bahwa rata-rata kurs rupiah relatif stagnan per dolar sekitar 15.000 jika dibandingkan dengan tanggal 31 Mei. Meskipun nilai tukar rupiah tetap stabil, penurunan harga komoditas unggulan di Kalimantan Timur tetap memberikan dampak pada perekonomian daerah.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya