Kutai Timur
Program Cap Jempol disdik kutim  Jambore Inovasi Kalimantan 
Program Cap Jempol Disdik Kutim Ditarget Masuk 3 Besar Finalis Sinopadik
SELASAR.CO, Samarinda - Setelah program inovasi aksi perubahan Cara Pelayanan Jemput Bola (Cap Jempol) Program Pendidikan Non Formal, menjadi salah satu peserta finalis Kompetisi Inovasi Pasca Pelatihan Kepemimpinan (Sinopadik), untuk mewakili Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengikuti Jambore Inovasi Kalimantan (JIK) 2023 dan Jambore Inovasi Nusantara (JolNus). Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Achmad Junaidi, mengaku optimis Cap Jempol mampu masuk tiga besar finalis pelatihan kepemimpinan administrasi.
Terlebih menurut Achmad Junaidi dukungan Pemerintah Daerah terutama Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman cukup besar. "Sampai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga ikut mendukung dan pihak stakeholder juga," Kata Achmad Junaidi kepada sejumlah awak media saat berada di stan finalis sinopadik Akper Cap Jempol Kutim di Convention Hall Samarinda, Selasa (29/8/2023)
Dijelaskanya sebelum menjadi salah satu peserta finalis Kompetisi Inovasi Pasca Pelatihan Kepemimpinan (Sinopadik), untuk mewakili Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengikuti Jambore Inovasi Kalimantan (JIK) 2023 dan Jambore Inovasi Nusantara (JolNus) pihaknya sebelumnya telah melalui beberapa seleksi.
"Setelah naik 80 orang, diseleksi tahap dua lagi, oleh beberapa penguji. Saya selaku orang yang berasal dari Kabupaten Kutai Timu, Kaltim, tidak boleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) menguji. namun BPSDM Kalimantan yang lain harus menguji," Jelasnya
Berita Terkait
Lebih lanjut, setelah melalui beberapa proses itu, kemudian dipilihlah tiga orang dari setiap Provinsi untuk mewakili. Sementara untuk di Kalimantan Timur sendiri diikuti tiga peserta, yakni dari Kota Balikpapan, Kabupaten Berau dan dari Kabupaten Kutai Timur.
"Ketiga ini dikumulkan lagi menjadi satu, PKA 15 orang, PKP 15 orang, kami ini 15 orang akan berkompetisi mencari yang terbaik 1,2,dan 3, kemudian dikirim untuk mengikuti inagara nasional administrasi Negara, dengan rido ALLAH SWT bisa masuk maka kita akan mewakili jambore inegaranya," terangnya
Seperti yang diberitakan sebelumnya Dalam kompetisi Sinopadik ini, Dinas Pendidikan Kutai Timur akan bersaing dengan 15 finalis pelatihan kepemimpinan administrasi dari berbagai Kabupaten atau kota, Provinsi di Pulau Kalimantan, seperti dari Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Untuk dari Kabupaten Kutai Timur sendiri diwakili langsung oleh Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Achmad Junaidi, dengan program inovasi aksi perubahan Cara Pelayanan Jemput Bola (Cap Jempol) Program Pendidikan Non Formal.
Dimana layanan Cap Jempol ini merupakan cara pelayanan jemput bola warga belajar satuan Pendidikan Non Formal Kesetaraan Paket A,B dan C untuk membantu masyarakat putus sekolah dengan cara didata atau didaftar, melakukan proses kegiatan pembelajaran, ujian Pendidikan kesetaraan dan proses sidik jari ijazah di kelompok belajar Pondok Pesantren, Desa dan Kelurahan oleh para Pamong atau Tutor Kesetaraan SPNF SKB secara gratis tanpa dipungut biaya sebagai wujud sinergitas dengan program Pemerintah wajib belajar 12 Tahun.
Pasalnya, berdasarkan fakta di lapangan, anak putus sekolah masih menjadi polemik, terlebih bagi orang tua yang menginginkan anaknya untuk fokus ke Pendidikan Agama di Pondok Pesantren, sehingga bagi pondok Pesantren yang tidak mempunyai kurikulum umum mengakibatkan anak usia sekolah tidak mempunya ijazah formal dan masuk ke dalam kategori anak putus sekolah. Dengan adanya aksi perubahan ini, maka diharapkan mampu menjadi jembatan untuk memperoleh ljazah formal melalui pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C sehingga program Pemerintah wajib belajar 12 Tahun dapat terpenuhi.
Penulis: Bonar
Editor: Awan