Ragam
Pantai Biru Kukar  Pantai Biru Desa Persik Desa Persik Dispar Kaltim 
Indahnya Pantai Biru Kukar Beserta Kulinernya
SELASAR.CO, Kutai Kartanegara – Memandang keindahan pantai sambil menikmati kuliner lezat, bisa didapatkan di objek wisata yang satu ini, Pantai Biru. Letaknya di Kutai Kartanegara, tepatnya di Desa Persik.
Untuk bisa sampai ke wisata ini, pengunjung bisa melalui jalur darat. Dari ibu kota provinsi, Samarinda, butuh waktu sekitar 1,5 jam. Sedangkan dari Bontang menempuh waktu sekitar 45 menit. Pengunjung hanya perlu membayar uang parkir sekitar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
Kepala Desa Kersik, Jumadi, menjelaskan pengunjungnya banyak datang dari Bontang, Sangatta dan Kukar. “Bisa sampai ratusan (pengunjung) tapi yang cukup ramai itu di hari Sabtu dan Minggu," ujar Jumadi.
Dia menambahkan, terumbu karang di Pantai Biru menjadi primadona bagi wisatawan. Sebab terumbu karang di lokasi ini mempunyai potensi hamparan yang luas untuk dikembangkan sebagai potensi wisata bahari.
Berita Terkait
"Potensi sekali untuk dikembangkan karena di Kaltim belum banyak objek wisata eksplorasi seperti ini. Selain terumbu karang, desa ini juga memiliki spot edukasi lainnya seperti tanaman mangrove. Juga ada spot pemancingan,” paparnya.
Jumadi menambahkan, Pantai Biru juga memiliki kuliner khas, yaitu nasi pecak yang terbuat dari beras dan dimasak dengan santan, Makanan ini disajikan dengan sambal kerang atau tudai.
"Kalau ada yang berminat bisa menghubungi salah satu masyarakat atau juga bisa menghubungi Pokdarwis. Dengan Pokdarwis itu kita arahkan untuk bisa menerima tamu dan menyediakan paket-paket wisata, terutama dapat menikmati kuliner khas Desa Kersik yaitu nasi pecak dengan sambel tudainya," tutur Jumadi. Dia menyebut, harga per porsinya Rp25.000.
Dengan adanya wisata edukasi terumbu karang dan mangrove di Pantai Biru, Desa Kersik didaulat sebagai salah satu kampung yang masuk dalam Program Kampung Iklim (ProKlim). Sebuah program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Karena memang isu lingkungan itu penting, apalagi kami juga bisa mengusung desa wisata. Desa wisata itu kan identik dengan lingkungan bersih dari sampah, jadi kita menyiapkan diri dengan membuat gedung bank sampah juga," tutup Jumadi.
Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan