Ragam

Festival Abut Bassar 2023 Festival Abut Bassar   Pesta Budaya Banua di Berau Dispar Kaltim 

Festival Abut Bassar 2023: Pesta Budaya Banua di Berau



SELASAR.CO, Berau - Festival Abut Bassar adalah salah satu acara budaya yang digelar oleh masyarakat adat Kesultanan Gunung Tabur di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Festival ini merupakan bentuk kecintaan dan pelestarian adat istiadat dan budaya masyarakat Banua, salah satu suku asli Berau. Festival ini diselenggarakan setiap tahun dengan menghadirkan berbagai pertunjukan kesenian, perlombaan, dan pameran yang menampilkan identitas dan kekayaan budaya Banua.

Sejarah dan Makna Festival Abut Bassar

Festival Abut Bassar berasal dari tradisi Abut Bassar yang dilakukan oleh masyarakat Banua sejak zaman dahulu. Abut Bassar adalah ritual membersihkan diri dari segala kotoran dan dosa dengan cara mandi di sungai atau danau. Ritual ini biasanya dilakukan pada bulan Syawal, setelah berpuasa di bulan Ramadhan. Abut Bassar juga merupakan simbol penyucian jiwa dan raga, serta persatuan dan kesatuan antara sesama masyarakat Banua.

Festival Abut Bassar pertama kali digelar pada tahun 2011 oleh Kesultanan Gunung Tabur sebagai upaya melestarikan tradisi Abut Bassar dan mengangkat potensi wisata budaya di Berau. Festival ini kemudian berkembang menjadi acara tahunan yang menarik perhatian banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar daerah. Festival ini juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat setempat.

Rangkaian Acara Festival Abut Bassar 2023

Festival Abut Bassar 2023 berlangsung selama sembilan hari, yaitu dari tanggal 25 Juli hingga 2 Agustus 2023. Festival ini dibuka secara resmi oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, di depan Museum Batiwakkal Gunung Tabur. Dalam sambutannya, Bupati Berau mengapresiasi dan menyambut baik festival ini sebagai wujud kecintaan masyarakat Berau kepada adat budaya Banua. Ia juga berharap festival ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Acara tersebut dibuka langsung oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas. Dalam sambutannya, Bupati Sri Juniarsih menjelaskan Abut Bassar Banua ini merupakan wujud kecintaan masyarakat Berau kepada adat budaya Banua, sebagai salah satu suku asli Berau.

"Untuk itu, acaranya harus lebih meriah lagi, dikemas sebagus mungkin, karena saya yakin juga dapat menjadi salah satu daya tarik pengunjung dan wisatawan,” jelasnya.

Festival Abut Bassar 2023 mengusung tema “Dengan Semangat Abut Bassar Masyarakat Adat Kesultanan Gunung Tabur, Kita Dorong Pelestarian Adat Istiadat dan Budaya Masyarakat Banua”. Festival ini menghadirkan berbagai rangkaian acara yang menarik dan meriah, antara lain:

  • Pementasan kesenian asli Banua, seperti bela diri Kuntaw, kesenian Bamanda, tari-tarian, dan musik tradisional.
  • Perlombaan yang menguji keterampilan dan kecerdasan masyarakat Banua, seperti lomba ketinting (perahu kecil), lomba perahu panjang, lomba lagu mengayun anak (lagu pengantar tidur), lomba batunjang (menangkap ikan dengan tangan), dan lomba bajappin (membuat kerajinan dari anyaman bambu).
  • Pameran yang menampilkan produk-produk unggulan masyarakat Banua, seperti kain tenun, kerajinan tangan, makanan khas, dan hasil pertanian.
  • Ritual Abut Bassar yang dilakukan oleh seluruh peserta dan pengunjung festival di Sungai Segah, yang merupakan sungai terbesar di Berau. Ritual ini dilakukan dengan cara mandi bersama di sungai sambil membaca doa dan memohon ampun kepada Tuhan.

Lokasi dan Akses Festival Abut Bassar 2023

Festival Abut Bassar 2023 diselenggarakan di Museum Batiwakkal Gunung Tabur, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Museum ini merupakan bangunan bersejarah yang dulunya adalah istana Kesultanan Gunung Tabur yang berdiri sejak abad ke-18. Museum ini menyimpan berbagai koleksi peninggalan sejarah dan budaya Banua, seperti pakaian adat, senjata, perhiasan, alat musik, dan dokumen-dokumen penting.

Untuk mencapai lokasi festival, pengunjung dapat menggunakan transportasi darat, laut, atau udara. Dari ibu kota provinsi, Samarinda, pengunjung dapat naik bus atau mobil pribadi menuju Berau, yang memakan waktu sekitar 10 jam. Dari ibu kota kabupaten, Tanjung Redeb, pengunjung dapat naik angkutan umum atau ojek menuju Gunung Tabur, yang memakan waktu sekitar 2 jam. Dari pelabuhan Tanjung Batu, pengunjung dapat naik kapal feri atau speed boat menuju Gunung Tabur, yang memakan waktu sekitar 1 jam. Dari bandara Kalimarau, pengunjung dapat naik taksi atau angkutan umum menuju Gunung Tabur, yang memakan waktu sekitar 30 menit.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya