Ragam
Selyca Islamic School  Seminar Parenting  Ibnu Bukhori  Abah Hasan  Pendidikan Anak 
Seminar Parenting Selyca Islamic School, Sinkronkan Pola Pendidikan di Rumah dan Sekolah
SELASAR.CO, Samarinda - Pada hari Sabtu, 27 Januari 2024, Selyca Islamic School mengadakan seminar parenting dengan menghadirkan Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, atau yang lebih dikenal dengan Abah Ihsan, sebagai pembicara utama. Abah Ihsan adalah seorang penulis buku parenting yang populer, seperti “Yuk Jadi Orangtua Shalih” dan “7 Kiat Orangtua Shalih Menjadikan Anak Disiplin dan Bahagia”.
Menurut Ketua Komite Selyca Islamic School Muzaka, menyebutkan bahwa acara seminar parenting ini adalah puncak dari rangkaian acara Selyca Festival 2023.
Selaian seminar, Selyca Festival sebelumnya juga telah menyelenggarakan berbagai macam acara diantaranya pameran seni anak, pameran keterampilan anak, dan lain-lain.
“Alhamdulilah acara ini bisa terselenggara berkat dukungan dari komite sekolah Dasar dan sekolah menengah pertama Selyca Islamic School,” terang Muzaka.
Tujuan dari diselenggarakannya acara ini tidak lain untuk mensinkronkan polah asuh anak antara yang ada di rumah dan yang dilakukan di sekolah. Karena ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dari pendidikan anak.
Berita Terkait
“Pada hari ini total peserta yang hadir hari ini ada 228 orang, bahkan ada juga peserta umum dari luar sekolah. Kami sangat berterima kasih sekali atas tingkat partisipasi yang tinggi,” pungkasnya.
Pada seminar parenting ini Abah Ihsan membagikan pengalamannya dan pandangannya tentang bagaimana mendidik anak di era digital yang penuh dengan tantangan dan perubahan.
Ditemui usai acara Abah Ihsan menekankan bahwa anak kita sekarang hidup dengan lingkungan yang berbeda dibandingkan waktu kecil dulu, maka cara mendidik anak pun harus beradaptasi dengan perubahan ini. Dengan informasi yang melimpah, maka tidak bisa lagi memberikan nilai, value hanya satu arah dengan nasehat. Karena itu orang tua harus punya keterampilan komunikasi yang berbeda dengan orangtua kita zaman dulu.
“Karena itu orang tua harus punya keterampilan komunikasi yang berbeda dengan orangtua kita zaman dulu. Jadi banyak hal yang diupgrade,” jelasnya saat ditemui usai seminar.
Salah satu hal yang harus diupgrade adalah cara mengajarkan anak tentang teknologi, khususnya gadget. Abah Ihsan mengatakan bahwa gadget bukanlah sesuatu yang harus dilarang atau dihindari, tetapi harus diajarkan dengan bijak dan bertanggung jawab. Anak boleh diajarkan menggunakan teknologi tapi bukan dilepas begitu saja. Sebab menguasai berbeda dengan dikuasai. Jika dibutuhkan misalnya untuk belajar, boleh saja anak menggunakan tapi karena dibutuhkan ini kan pasti ada batasnya karena anak pasti bosan. Tapi berbeda kalau disenangi, ini baru harus dibatasi penggunaannya. Anak cukup bermain 30 menit sehari, atau bahkan lebih bagus kalau seminggu sekali. Dan itu pun kalau bisa jangan dengan handphone, tapi bisa menonton youtube melalui tv. Sementara kalau belajar berikan komputer, jangan gadget. Jadi dibutuhkan juga pendampingan dengan mereka bermain di dekat ayah atau ibu.
Abah Ihsan juga mengingatkan tentang bahaya jika anak dibiarkan sendiri berselancar di internet dengan gadgetnya sendiri. Value anak kita akhirnya terpengaruh orang asing. Jadi anak kita ketika dikasih gadget yang ada internetnya selain kecanduan mereka juga lebih terpengaruh orang asing. Mereka kan seperti keliling dunia sendirian. Oleh karena itu, orang tua harus aktif mengawasi dan mengarahkan anak dalam menggunakan gadget, serta memberikan contoh yang baik dalam hal penggunaan teknologi.
“Karena berbahaya jika anak dibiarkan sendiri berselancar di internet dengan gadgetnya sendiri. Value anak kita akhirnya terpengaruh orang asing,” ungkapnya.
Abah Ihsan berharap bahwa seminar ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para orang tua yang hadir, serta membantu mereka dalam mendidik anak-anak mereka menjadi generasi yang shalih, cerdas, dan bahagia.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan