Utama
Penanganan Anak Sungai Bakung Sungai Loa Bakung Irwan Tinjau Sungai di Loa Bakung  BWS Kaltim 
Usai Ditinjau Irwan, Sungai di Loa Bakung akan Dikeruk dan Dipasang Pompa untuk Tangani Banjir
SELASAR.CO, Samarinda - Wilayah Loa Bakung, Daerah Aliran Sungai (DAS) Kemuning, sering terendam banjir dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Ketua RT 82 Kelurahan Loa Bakung, Hafizh Zainal menjelaskan bahwa masalah utama sungai di Loa Bakung adalah sedimentasinya yang tinggi dan konturnya yang datar. Ia menyebutkan bahwa sungai tersebut selama ini tidak pernah dirawat dengan baik. Ia pernah mencoba melakukan pengerukan sungai secara mandiri, dan merasakan efeknya yang signifikan.
“Selama sungai ini dibuat tidak pernah ada perawatan. Saya sudah coba untuk pengerukan. Efeknya signifikan, dulu sampai 70 cm, saya harap ini menyambung sampai ke hulu sungai. Ini bisa selesai,” papar Hafizh.
Ia mengatakan bahwa banjir di Loa Bakung mempengaruhi 8-10 RT yang berada di sekitar pasar. Ia mengharapkan sungai tersebut bisa dinormalisasi dan bermanfaat bagi warga.
“Kami minta bantuan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Kami juga siap berpartisipasi dalam program-program yang ada,” harap Hafizh.
Merespon hal ini, pada ini hari Senin (29/1/2024), Irwan, Anggota Komisi V DPR RI, meninjau langsung lokasi banjir bersama Kepala BWS Kalimantan IV Samarinda, Yosiandi Radi Wicaksono. Mereka ditemani ke titik-titik lokasi oleh tokoh pemuda Loa Bakung, Achmad Ridwan.
Irwan menyatakan bahwa banjir di Loa Bakung harus ditangani secara kolaboratif oleh semua pihak, tanpa terkendala oleh kewenangan. Ia mengucapkan terima kasih kepada BWS yang turun ke lapangan untuk melihat kondisi sungai anak yang dianggap sebagai penyebab banjir di Loa Bakung.
“Syukur alhamdulillah BWS datang dan kita lihat masalahnya adalah banjir ini penanganan sementara. Tapi ini juga harus bisa dicegah secara permanen,” kata Irwan.
Ia mengungkapkan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan berusaha menyediakan pompa air dan mengangkat sedimentasi di sungai. Ia mengharapkan hal ini dapat menjadi solusi nyata untuk mengatasi banjir di Loa Bakung.
“Perlu jadi catatan bahwa sungai sebenarnya masuk dalam kewenangan pemerintah kota dan provinsi, karena ini anak sungai dari sungai Bakung. Kalau BWS itu menanganai sungai Mahakamnya. Tapi tidak apa-apa kalau sudah masalah rakyat tidak boleh saling lempar tanggung jawab,” ungkapnya.
Irwan menambahkan bahwa dalam kunjungan ini pihaknya bersama BWS sudah mengambil beberapa keputusan terkait penanganan jangka panjang dan pendek.
Di lokasi yang sama, Yosi menyampaikan bahwa BWS sudah melakukan survei di lokasi banjir dan mengetahui bahwa daerah tersebut merupakan flat area rawa dengan kemiringan saluran yang tidak ada. Ia menegaskan bahwa pengoperasian pompa air adalah solusi jangka pendek, sedangkan pengerukan sungai dan pembangunan kolam retensi adalah solusi jangka menengah yang perlu koordinasi dengan pemerintah kota atau provinsi. Untuk pemasangan pompa, BWS dapat mengoperasikan mobile pump dengan kapasitas 500 liter per detik untuk menyedot di hilir sungai untuk kemudian dibuang ke sungai Mahakam.
“Solusi jangka panjang adalah pembangunan kolam retensi. Kita sudah pegang masterplan pengendalian banjir di Samarinda, kita juga perlu usulkan untuk APBN 2025 untuk kolam retensi,” ujar Yosi.
Ia berkomitmen bahwa BWS akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi permanen bagi banjir di Loa Bakung.
“Kami akan terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, khususnya di wilayah DAS Kemuning,” tutup Yosi.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan