Ekobis

Inflasi Kaltim  Harga Tiket Pesawat Harga Beras BI Kaltim Bank Indonesia Bank Indonesia Kaltim 

Inflasi Kaltim 0,27% di Februari 2024, Dipicu Harga Tiket Pesawat dan Beras



SELASAR.CO, Samarinda - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim), Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kaltim pada Bulan Februari 2024 mencapai 0,27% (mtm) atau 3,28% (yoy).

Menurut Budi, inflasi Kaltim di Bulan Februari 2024 dipicu oleh dua faktor utama, yaitu kenaikan harga tiket transportasi udara dan kenaikan harga beras. “Kenaikan harga tiket maskapai terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan di momen libur imlek dan peringatan Isra Miraj, sementara itu kenaikan harga beras dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan sebagai dampak pergeseran masa panen,” ujar Budi, Senin (4/3/2024).

Kenaikan harga beras menjadi komoditas penyumbang inflasi utama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 6,95% (mtm) dan andil 0,10% (mtm). Selain pergeseran masa tanam, kenaikan harga beras juga terjadi akibat penyesuaian HET Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang sebelumnya lebih rendah dari Provinsi Kalimantan lainnya.

“Ikan-ikanan juga menjadi penyumbang inflasi pada kelompok ini, Ikan layang dan ikan tongkol mengalami kenaikan harga sebagai dampak gelombang tinggi,” terangnya.

Di sisi lain, terdapat koreksi harga komoditas yang menahan laju inflasi yaitu daging ayam ras, tomat, bawang merah, cabai rawit, dan jagung manis. Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim.

“Guna memastikan ketersediaan pasokan beras, TPID Kota Samarinda telah melaksanakan pendistribusian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Selain itu, Bank Indonesia Kalimantan Timur bersama Forkopimda Berau mendorong penguatan pasokan beras melalui pelaksanaan panen padi bersama di Berau. Sedangkan untuk menjaga keterjangkauan harga, telah dilakukan operasi pasar beras SPHP di Kota Samarinda,” tambahnya.

Lebih lanjut, penguatan komunikasi antar TPID di Provinsi Kaltim juga terus dilakukan melalui High Level Meeting di Kota Bontang dan Kabupaten Penajam Paser Utara, serta pelaksanaan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Kaltim dalam rangka penguatan inovasi Early Warning System untuk tracking inflasi daerah. Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi untuk menjaga stabilitas inflasi yang mengacu pada strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif). Inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya