Utama

Akhmed Reza Fachlevi Pembangunan Infrastruktur  Pembangunan Infrastruktur di Kaltim  DPRD Kaltim 

Komitmen Reza Fachlevi Kawal Progres Pembangunan Infrastruktur di Kaltim



 

SELASAR.CO, Samarinda- Pemerintah daerah Kalimantan Timur (Kaltim) terus memberikan perhatian serius terhadap pembangunan infrastruktur. Anggaran tahun 2024 telah disiapkan untuk berbagai kebutuhan prioritas, tetapi tantangan di lapangan masih menjadi kendala utama.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, menyoroti bahwa infrastruktur adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk dalam mendukung kesiapan wilayah ini sebagai ibu kota negara (IKN) baru.

Reza pun telah menyatakan komitmennya untuk secara intensif mengawal seluruh proses pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur. Ia menegaskan bahwa pengawasan dan peningkatan kualitas infrastruktur adalah langkah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Reza bertekad memastikan bahwa alokasi anggaran tahun 2024 digunakan seefektif mungkin, sehingga proyek-proyek prioritas dapat segera direalisasikan dengan hasil yang optimal.

Sektor Bina Marga menunjukkan progres positif dengan 82,21 persen dari total ruas jalan sepanjang 771,83 kilometer berada dalam kondisi baik. Namun, masih ada sekitar 167,02 kilometer atau 17,79 persen ruas jalan yang perlu diperbaiki segera.

“Konektivitas jalan penting untuk mendukung aktivitas ekonomi, distribusi logistik, dan mobilitas warga. Infrastruktur jalan dan jembatan menjadi prioritas utama anggaran 2024,” ungkap Reza.

Ia juga menekankan pentingnya mempercepat perbaikan sejumlah ruas jalan strategis yang menghubungkan sentra ekonomi dengan daerah-daerah terpencil untuk mendorong pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing wilayah.

Di sektor pengelolaan sumber daya air, Reza menyoroti tantangan terbesar adalah operasional Bendungan Marang Kayu, yang belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih maksimal, terutama bagi masyarakat di Kota Bontang.

“Bendungan ini berpotensi besar untuk mendukung kebutuhan air bersih, irigasi, dan pengendalian banjir. Namun, pengelolaannya perlu lebih dioptimalkan,” jelasnya.

Selain itu, Sungai Karang Mumus di Samarinda juga menjadi perhatian karena kerap menyebabkan banjir musiman dan menghadapi masalah keberlanjutan ekosistem. Penanganan banjir di sungai ini memerlukan pendekatan holistik dengan peningkatan infrastruktur pengendalian banjir, rehabilitasi kawasan bantaran sungai, dan edukasi masyarakat tentang pengelolaan lingkungan.

Di sektor Cipta Karya, pembangunan fasilitas publik seperti Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo dan Rumah Sakit AWS masih menghadapi kendala dalam proses pembangunannya.

“Lambatnya pembangunan fasilitas kesehatan ini menjadi kekhawatiran tersendiri. Akses kesehatan memadai sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga proyek ini harus dipercepat,” tegas Reza.

Reza menekankan penyelesaian proyek strategis di sektor kesehatan tidak boleh tertunda lebih lama karena fasilitas kesehatan memadai menjadi salah satu indikator penting kesejahteraan masyarakat Kaltim.

Masalah banjir yang kerap melanda beberapa wilayah juga menjadi perhatian DPRD Kaltim. Reza menyebut banjir yang berulang setiap tahun menunjukkan bahwa sistem drainase dan pengelolaan lingkungan masih memerlukan perbaikan signifikan.

“Masalah banjir memerlukan solusi komprehensif dengan peningkatan sistem drainase, rehabilitasi kawasan rawan banjir, dan pembangunan infrastruktur pengendali banjir serta edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Kolaborasi lintas sektor di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) diperlukan untuk solusi terintegrasi agar dampak banjir bisa diminimalkan dan keberlanjutan lingkungan di wilayah rawan tetap terjaga.

Reza menekankan pentingnya evaluasi mendalam terhadap perencanaan anggaran dan efektivitas pelaksanaan proyek, khususnya untuk RAPBD 2025 dan Ranwal 2026 agar fokus pada kebutuhan mendesak dan memastikan proyek berjalan sesuai target.

“Evaluasi penting untuk mengidentifikasi kendala di lapangan dan menyusun strategi lebih efektif dalam menyelesaikan proyek infrastruktur,” pungkasnya.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya