Ragam
Saut Marisi Purba  Perantau di Kaltim  Perantau di Kalimantan  Seleksi Lemhannas Lemhannas 
Saut Marisi Purba, Perantau di Kaltim yang Tembus Ketatnya Seleksi Lemhannas

SELASAR.CO, Samarinda - Bersinergi antara jiwa kepelayanan dan spirit kebangsaan, Saut Marisi Purba baru saja menyelesaikan pendidikan strategis dalam Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan ke-219 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI pada 11-17 Juni 2025.
Lahir pada tahun 1975 di Medan, ia telah menapaki perjalanan hidup yang penuh liku dan inspirasi—dari merantau ke Kaltim pada tahun 1990 hingga meniti karier di bidang hukum hingga saat ini sukses sebagai kurator dan pengurus kepailitan di Samarinda.
Karier dan pendidikan Purba mencerminkan ketekunan yang mengakar. Setelah menuntaskan pendidikan S1 di Universitas Tanjungpura Samarinda pada tahun 2007, ia melanjutkan studi dengan mengambil program S2 di Universitas Brawijaya dan S3 di UNISSULA Semarang dengan fokus pada bidang hukum. Sebagai anak ke-6 dari 10 bersaudara, Purba mengibaratkan perjalanan hidupnya sebagai sebuah tarian antara tantangan dan peluang—dimana tekad menjadi modal utama untuk menembus batas dan meraih prestasi.
Dalam wawancara eksklusif, ia mengungkapkan perjalanan panjang untuk bisa bergabung dengan Lemhannas RI. “Kita sudah apply dari dua tahun yang lalu untuk menjadi peserta Lemhannas,” katanya.
Meski mengalami dua kali penolakan, ketekunan menjadi kunci perjuangannya hingga akhirnya, pada percobaan ketiga, ia resmi mendapatkan panggilan untuk mengikuti pelatihan intensif selama seminggu. Di antara 100 peserta yang memiliki latar belakang beragam—mulai dari birokrat, TNI-Polri, hingga tokoh masyarakat dan pemuda—Purba mewakili kehadiran Kalimantan Timur.
Selama pelatihan, materi pendidikan yang diusung berfokus pada pemantapan nilai-nilai kebangsaan, seperti Wawasan Nusantara, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, serta konsep NKRI. Ia mengungkapkan bahwa lima hari pembelajaran di dalam ruangan diselingi dengan dua hari kegiatan outbound di Bogor, yang tidak hanya menekankan aspek akademis, namun juga mempererat tali persaudaraan antar peserta. “Yang paling menyentuh saya adalah materi tentang Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Bagi Purba, pelatihan di Lemhannas bukan sekadar rutinitas pendidikan. Ia melihatnya sebagai fondasi untuk memperkuat cinta dan kepedulian terhadap bangsa, terutama di tengah krisis kebangsaan yang kian terlihat di kalangan anak muda. “Saya rasa pendidikan Lemhannas sangat penting. Sesungguhnya, pelatihan semacam ini seharusnya wajib diikuti agar rasa nasionalisme tetap hidup,” pungkasnya.
Ia juga memberikan pesan inspiratif bagi mereka yang ingin bergabung dengan program ini, yaitu agar tidak mudah menyerah meski diuji dengan kegagalan. “Gagal itu biasa. Yang penting, semangat dan jangan lupa berdoa,” jelasnya.
Kisah hidup Saut Marisi Purba menginspirasi, tidak hanya sebagai perjalanan karier di bidang hukum yang terus meniti prestasi, tetapi juga sebagai cerminan semangat pantang menyerah dan cinta tanah air. Dengan latar belakang keluarganya yang besar dan pengalaman hidup sebagai perantau, ia menyadari bahwa keberagaman dan persatuan adalah modal utama untuk membangun bangsa yang utuh.
Melangkah ke depan, langkah Purba menjadi contoh nyata bagi generasi penerus. Dari pengalaman penuh liku dalam menapaki seleksi ketat, hingga momen-momen inspiratif di Lemhannas yang meneguhkan jati dirinya, kisahnya menimbulkan refleksi mendalam bagi setiap anak muda yang bercita-cita mengabdi dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Bagaimana strategi Anda dalam terus menerus merintis jalan di tengah tantangan zaman? Mungkin, kunci dari perjalanan ini terletak pada kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi—senantiasa memupuk rasa cinta tanah air yang tulus.
Dengan semangat yang menggelora, kisah Purba terus menginspirasi dan memicu diskursus tentang pentingnya pendidikan kebangsaan. Tak heran, pesan dan pengalamannya menjadi pendorong bagi banyak anak muda untuk tidak hanya mengejar prestasi akademis, tetapi juga memperkukuh jiwa nasionalisme, demi mewujudkan Indonesia yang semakin bersatu dan maju.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan