Kutai Timur
Kominfo Kutim 
Bupati Kutim Ajak Orang Tua dan RT Proaktif, "Segera Lapor Jika Ada Anak Tidak Sekolah!"
SELASAR.CO, Sangatta – Penanganan masalah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tidak bisa hanya mengandalkan data di atas kertas. Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya orang tua dan Ketua RT, untuk proaktif melaporkan kondisi pendidikan anak-anak di lingkungan mereka.
Seruan ini disampaikan Bupati Ardiansyah saat meluncurkan program Rencana Aksi Daerah (RAD) Strategi Anti Anak Tidak Sekolah (Sitisek) di Hotel Royal Victoria, Sangatta, Jumat (21/11/2025).
Bupati menegaskan bahwa Ketua RT adalah garda terdepan yang paling memahami kondisi riil warganya. Oleh karena itu, ia meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk mengoptimalkan peran RT dalam menyisir anak-anak yang putus sekolah.
"Mohon DPMD maksimalkan Ketua RT, karena yang paling paham itu Ketua RT. Paham tidak Ketua RT ada warganya yang tidak sekolah? Ada warganya yang miskin atau stunting? Ketua RT harus tahu," tegas Ardiansyah dalam pidatonya.
Berita Terkait
Bupati mengingatkan bahwa Pemerintah Kabupaten telah mengucurkan anggaran melalui Program RT (Rp 50 Juta per RT) yang salah satu tujuannya adalah untuk intervensi masalah sosial kemasyarakatan. Ia berharap dana dan kewenangan tersebut digunakan untuk mendata secara akurat (by name by address).
"Jangan hanya melihat data, tapi kita harus melakukan aksi. Segera temukan by name by address. Saya tidak ingin lagi berandai-andai. Jika ada keluarga yang tidak mampu dan anaknya tidak sekolah, tolong beri tahu saya," ujar Bupati.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menekankan kepada para orang tua bahwa tidak ada lagi alasan ekonomi untuk membiarkan anak putus sekolah. Pemkab Kutim telah menyediakan berbagai jalur pendidikan gratis, baik formal maupun non-formal.
Bagi anak-anak yang terkendala masuk sekolah reguler, Bupati mendorong pemanfaatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau sekolah non-formal (Paket A, B, C) melalui program "Cap Jempol" yang sudah berjalan.
"Segera lakukan. Tidak ada alasan bagi warga untuk anaknya tidak sekolah. Yang putus sekolah pun bisa melalui pendidikan luar sekolah. Itu gratis," imbaunya.
Penulis: Bonar
Editor: Awan

