Kutai Timur
Kominfo Kutim 
Libatkan PKK dan RT, Kutim Sukses Bersihkan Ribuan Data Tidak Valid Terkait Pendidikan
SELASAR. CO, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mencatatkan progres signifikan dalam pembenahan basis data pendidikan daerah. Melalui langkah strategis yang melibatkan kader PKK hingga Ketua RT, Disdikbud Kutim berhasil memverifikasi dan membersihkan ribuan data Anak Tidak Sekolah (ATS) yang ternyata tidak valid.
Langkah validasi faktual ini merupakan bagian dari tahap awal peluncuran program Rencana Aksi Daerah (RAD) Strategi Anti Anak Tidak Sekolah (Sitisek) yang diresmikan di Hotel Royal Victoria, Jumat (21/11/2025).
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, mengungkapkan bahwa inisiatif ini bermula dari adanya anomali data yang dikeluarkan oleh Pusdatin (Pusat Data dan Teknologi Informasi). Data tersebut menunjukkan angka anak tidak sekolah di Kutim sangat tinggi, padahal program pendidikan pemerintah daerah sudah berjalan sangat masif.
“Data awal dari Pusdatin memang sempat membuat kami kaget. Namun, ini memicu kami melakukan langkah konkret. Kami turun langsung melibatkan PKK dan RT untuk menyisir data di lapangan,” ujar Mulyono usai peluncuran program.
Berita Terkait
Keputusan melibatkan perangkat lingkungan terbawah terbukti efektif. Berdasarkan penyisiran yang dilakukan bersama PKK dan RT, ditemukan fakta bahwa ribuan anak yang tercatat sebagai ATS dalam data pusat, ternyata di lapangan berstatus aktif sekolah atau datanya tidak sesuai.
“Dengan pelibatan PKK dan RT itu, kita sudah bisa menurunkan hampir 3.000 data. Artinya, data yang muncul sebelumnya memang banyak yang tidak valid,” tegas Mulyono.
Saat ini, masih terdapat sekitar 5.000 data yang sedang dalam proses verifikasi lanjutan. Data yang ditemukan tidak valid di lapangan tersebut selanjutnya akan dipadankan kembali dengan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) sebelum diusulkan penghapusannya ke Pusdatin.
Mulyono menekankan bahwa validitas data adalah kunci keberhasilan program Sitisek. Dengan data yang bersih, pemerintah dapat memetakan target sasaran dengan presisi, baik untuk pencegahan anak putus sekolah maupun penanganan anak yang sudah terlanjur putus sekolah melalui jalur pendidikan non-formal (Paket A, B, C) dan pelatihan keterampilan.
“Sebuah program yang bagus harus diawali dengan data yang valid. Jika data ini beres, penanganan ATS di Kutim akan jauh lebih cepat dan tepat sasaran,” tambahnya.
Penulis: Bonar
Editor: Awan

