Kutai Timur
Kominfo Kutim 
Bupati Tegaskan Pendidikan Gratis di Kutim Sudah Paripurna: Seragam, Buku, hingga Kuliah Ditanggung
SELASAR.CO, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memastikan layanan pendidikan gratis di wilayahnya bukan sekadar jargon, melainkan telah berjalan secara paripurna. Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menegaskan bahwa intervensi pemerintah kini mencakup seluruh komponen biaya, mulai dari seragam sekolah dasar hingga biaya kuliah di perguruan tinggi.
Penegasan ini disampaikan Bupati Ardiansyah saat memaparkan komitmen pemerintah daerah dalam menekan angka Anak Putus Sekolah (APS) pada acara peluncuran RAD Sitisek di Hotel Royal Victoria, Sangatta, Jumat (21/11/2025).
Ardiansyah menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun terakhir, Pemkab Kutim telah menghapus beban orang tua murid di tahun ajaran baru. Pemerintah tidak hanya menggratiskan biaya SPP, tetapi juga menanggung perlengkapan fisik siswa.
"Sekolah kita berikan gratis. Anak-anak tidak perlu lagi orang tuanya memikirkan belanja baju seragam, belanja tas, dan buku. Semua kita berikan dan kita siapkan," ungkap Ardiansyah.
Berita Terkait
Kebijakan ini diambil dengan logika sederhana namun mendasar: menghapus stigma bahwa sekolah itu mahal. "Asumsinya, tidak ada lagi orang tua yang berpikir sekolah itu mahal. Jika semua sudah disiapkan, tidak ada alasan ekonomi untuk mengorbankan pendidikan anak," tambahnya.
Komitmen pendidikan di Kutim tidak berhenti di jenjang SMA. Bupati mengingatkan bahwa Kutai Timur memiliki sejarah panjang dalam penyediaan pendidikan tinggi gratis melalui Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutai Timur dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS).
"Sejak Kutim berdiri (2002), kita sepakat mendirikan perguruan tinggi yang digratiskan kepada masyarakat hingga saat ini. Itu gratis. Ini bukti fokus kita adalah meningkatkan SDM masyarakat," jelas Ardiansyah.
Selain STIPER dan STAIS, Pemkab Kutim juga terus menggelontorkan beasiswa bagi mahasiswa asal Kutim yang menempuh pendidikan di berbagai universitas lain, baik di dalam maupun luar daerah.
Menyadari keterbatasan daya tampung sekolah negeri, Bupati Ardiansyah juga menerapkan strategi cerdas untuk membantu siswa di sekolah swasta. Pemkab Kutim memberikan insentif kesejahteraan bagi guru-guru swasta.
Tujuannya adalah agar pihak yayasan atau sekolah swasta tidak perlu membebankan biaya operasional yang tinggi kepada siswa, karena kesejahteraan gurunya sudah dibantu oleh pemerintah daerah.
"Sejak 2022-2023, kita berikan insentif kepada guru swasta. Harapannya, mereka semangat bekerja tanpa harus membebani siswa dengan biaya tinggi. Beban itu diambil alih oleh pemerintah," pungkasnya.
Penulis: Bonar
Editor: Awan

