Utama

banjir bendungan lempake 

Muka Air Bendungan Lempake 89 Cm, Lebih Tinggi dibanding saat Banjir Juni 2019



Bendungan Lempake saat Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 83 Centimeter pada pukul 9.30 Wita, Senin (13/1/2020)
Bendungan Lempake saat Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 83 Centimeter pada pukul 9.30 Wita, Senin (13/1/2020)

SELASAR.CO, Samarinda – Tinggi Muka Air (TMA) di Bendungan Lempake sempat mengalami kenaikan hingga 89 centimeter pada Senin (13/1/2020). Kenaikan muka air tersebut merupakan kiriman dari hulu bendungan, yakni Sungai Siring yang diguyur hujan lebat selama dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu.

Lurah Lempake, Nur Haryanto ditemui saat meninjau bendungan yang berada di wilayah kerjanya itu menuturkan, dirinya sengaja turun langsung untuk melihat perkembangan TMA Bendungan Lempake. Akibat dari debit air yang naik, sedikitnya ada sepuluh rumah warganya yang berada di hilir bendungan terendam banjir.

“Pengamatan kami TMA saat ini 83 cm, yang mana kemarin hanya 65 cm. Memang ada kenaikan yang cukup signifikan kalau kita melihat kondisi lingkungan di sini debit air itu tinggi,” kata Nur sekira pukul 9.30 Wita.

Setiap pergerakan terkini ketinggian air di bendungan itu pun dibagikan Nur kepada rekan-rekannya sesama lurah di Kota Samarinda. “Kalau di sini debit air tinggi, kita informasikan supaya di sana juga ada persiapan,” imbuhnya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Anang Muchlis ditemui di ruang kerjanya mengungkapkan, jelang siang pihaknya mendapat laporan TMA Bendungan Lempake menyentuh 89 cm. Kata dia, angka tersebut lebih tinggi dibanding saat banjir Juni 2019 lalu yang hanya mencapai 43 cm.

Meski ketinggian muka air lebih tinggi, namun banjir tidak separah kejadian tahun lalu. Hal itu membuktikan Bendungan Lempake bukan satu-satunya penyebab banjir di Samarinda. “Kalau dari Bendungan Lempake saja tidak menimbulkan dampak banjir yang dahsyat di bawah, kecuali anak-anak sungai yang berada di bawah itu juga banjir,” imbuh Anang.

Dia melanjutkan, ada sebanyak delapan anak sungai yang berada di hilir bendungan yang muaranya ke Sungai Karang Mumus (SKM). Di antaranya Sungai Bangkuring, Sungai Lempake, Sungai Lingai, Sungai Pinang Dalam, Sungai Sempaja, Saluran Vorvo, dan Saluran Lambung. Panjang aliran SKM yang berada di hilir Bendungan Lempake sampai ke Sungai Mahakam adalah 17 kilometer. Dengan anak-anak sungainya, kata Anang, SKM dapat mengalirkan debit air sekitar 215,7 meter kubik per detik.

Meski Bendungan Lempake tidak menyumbang besar terhadap banjir di Samarinda. Namun dirinya tidak menampik adanya kawasan yang tergenang, seperti Perumahan Bengkuring dan Perumahan Griya Mukti. “Ada banjir, tapi tidak berdampak besar,” tegasnya.

Sementara itu Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Sutrisno mengatakan, hujan lebat terjadi selama dua hari di Sungai Siring yang mengakibatkan tingginya muka air di Bendungan Lempake.

“Di APT Pranoto Sabtu (curah hujan) 88 milimeter, dan pada hari Minggu 35 milimeter. Jadi yang menyumbang air ke Waduk Benanga adalah curah hujan di Sungai Siring sebenarnya,” ujarnya.

Sedang hujan di Samarinda Kota justru lebih rendah, berdasarkan catatan di Stasiun Meteorologi (Stamet) Temindung pada Sabtu dan Minggu adalah 67 milimeter dan 53 milimeter. Jumlah curah hujan itu merupakan akumulasi hujan dalam 24 jam, sehingga BMKG menghitung sudah ada sebanyak 159 milimeter dengan delapan hari hujan selama Januari ini. Sedangkan jumlah curah hujan pada Juni 2019 lalu adalah 253 milimeter dengan 22 hari hujan. “Artinya di bulan Juni hujan hampir tiap hari walaupun kategorinya terbanyak sangat ringan,” jelas Tris.

Untuk beberapa hari ke depan, pihaknya memperkirakan intensitas akan cenderung menurun ke hujan ringan sampai sedang. Namun begitu, Tris tetap meminta masyarakat agar waspada akan cuaca yang dapat berubah secara tiba-tiba.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda per tanggal 13 Januari 2020, ada sebanyak 561 Kepala Keluarga dari 10 RT di Kelurahan Sempaja Timur yang terdampak banjir 20-50 centimeter. Hujan lebat menimbulkan banjir juga merendam 86 rumah di Pelita 6 Kelurahan Sambutan, ketinggian banjir sekitar betis orang dewasa.

“Kawasan terdampak yang sudah-sudah di Bengkuring dan Griya mukti. Di Bengkuring itu yang langganan itu di Jalan Terong Pipit, Asparagus,” kata Hendra AH, Plt Kepala BPBD Samarinda.

Sedangkan khusus untuk Desa Pampang yang juga terdampak banjir sejak dua hari lalu itu, pihaknya belum mengetahui jumlah pasti. Ketinggian banjir di desa wisata itu mencapai 60 centimeter, namun hari ini sudah mulai berangsur surut.

Lebih lanjut, Hendra mengaku sudah menerjunkan personelnya agar siaga. “Dari BPBD kita memberikan alat kami saja antisipasi, kami sudah men-drop perahu dan tenda,” pungkasnya.

 

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya