Utama

banjir tanah longsor 

Bantuan Pemerintah Belum Sentuh Korban Tanah Longsor



Kondisi jalan di Gang Inti, Jalan Damai, Kelurahan Sidodamai, Samarinda Ilir
Kondisi jalan di Gang Inti, Jalan Damai, Kelurahan Sidodamai, Samarinda Ilir

SELASAR.CO, Samarinda - Sudah sepekan terakhir Samarinda diguyur hujan deras mengakibatkan tanah longsor di sejumlah titik. Warga yang terdampak sempat khawatir dan mengeluhkan sikap pemerintah setempat yang dinilai kurang tanggap. Pasalnya, sampai hari ini, Senin (20/1/2020) tercatat ada 15 titik longsor yang terjadi, namun belum juga ada tindak lanjut dari pemerintah.

Padahal kondisi terkini lokasi longsor masih sangat membahayakan bagi warga sekitar, jika terjadi longsor susulan. Parahnya lagi, beberapa titik longsor membuat akses jalan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

Menurut Budiono, seorang warga Gang Inti, Jalan Damai, Kelurahan Sidodamai, Samarinda Ilir, warga setiap harinya harus dirundung rasa cemas. Hal ini karena kejadian tanah longsor buka kali pertama terjadi di wilayah ini. Warga juga masih menunggu bantuan dari pemerintah kota untuk menangani bencana tersebut.

“Jadi dari minggu kemarin hari Rabu (15/1/2020) itu sudah ada pergerakan tanah dan yang lebih parah mulai hari Jumat (17/1/2020), terus dilanjut besoknya hari Sabtu dan Minggu,” ujarnya.

Mengkonfirmasi perihal belum bergeraknya pemerintah atas kejadian tersebut, Selasar pun menemui Hendra AH, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda. Dirinya mengatakan telah mengirim staf BPBD untuk meninjau lokasi terdampak longsor di lokasi tersebut.

“Jadi sesuai instruksi, kami mengirim staf kami ke sana untuk meninjau kondisi. Yang terparah itu berada di Jalan KS Tubun Dalam, itu kondisinya rumah roboh ke dalam, Jalan Damai juga, dan yang baru ini di Perumahan Kelapa Gading,” jelasnya.

Hendra menambahkan pihaknya hanya menyampaikan risiko yang terjadi, dan mengimbau kepada warga untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Kami menyampaikan risiko bencana tanah longsor. Jadi pada umumnya mereka masih ada yang bertahan, kita sarankan untuk mengosongkan rumah,” ujarnya.

Dia pun mengaku tidak ada koordinasi khusus terkait kejadian tersebut. “Tidak ada koordinasi. Jadi itu contohnya di Perumahan Kelapa Gading orang-orang dari PUPR atau tim hanya membantu membersihkan puing-puing yang ada,” pungkasnya.

 

Penulis: Mangir Titiantoro
Editor: Awan

Berita Lainnya