Ragam

Imlek 2571 Isran Noor Buddhist Centre Samarinda Syaharie Jaang imlek 2020 

Peringatan Imlek di Buddhist Centre Samarinda



Gubernur Isran Noor didamping Pandita Hendri Suwito menyalami sejumlah tokoh yang hadir
Gubernur Isran Noor didamping Pandita Hendri Suwito menyalami sejumlah tokoh yang hadir

SELASAR.CO, Samarinda - Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan wakilnya Hadi Mulyadi, Beserta Walikota Samarinda Syaharie Jaang, terlihat hadir di Buddhist Centre Samarinda, dalam rangka open house imlek 2571 tahun 2020. Agenda ini juga dihadiri sejumlah tokoh-tokoh masyarakat serta tamu undangan lainnya.

Pandita Hendri Suwito menjelaskan dalam peringatan Imlek 2571 tahun 2020 ini, untuk selalu menjaga alam. “Tema khusus tahun ini kita selalu ingatkan, mari kita selalu menjaga alam, karena kalau kita menjaga alam maka alam juga menjaga kita. Tetapi jika kita meninggalkan alam, maka alam akan meninggalkan kita,” ujarnya pada Sabtu (25/1/2020) pagi.

Terlebih saat masa cuaca ekstrem seperti saat ini, ia sebut sudah sepatutnya manusia sudah harus mulai peduli terhadap kondisi alam di sekitarnya. “Apalagi sekarang kita juga bisa dengarkan, saksikan dan ketahui bersama, bencana, malapetaka sudah viral dimana-mana. Jadi mulai sekarang mari kita cintai hidup, lindungi hidup, dan muliakan hidup kita. Supaya hidup kita lebih berkualitas di waktu mendatang,” katanya.

Selain itu, ia juga menjelaskan imlek tahun ini shionya tikus logam dan mengambil sisi positifnya.

“Untuk shio tahun ini shionya tikus logam kita lihat dari sisi positifnya. Tikus logam itu kan pekerja keras, jadi tahun ini kita harus bekerja keras. Kita lihat positifnya dan jangan dilihat dari negatifnya,” ujarnya.

Sementara itu Isran Noor, sesaat sebelum keluar dari Buddhist Centre turut menyampaikan pesan bagi masyarakat Kalimantan Timur agar saling menghormati satu sama lain.

“Bagus, kita menghormati satu sama lain. Tetapi tidak merubah akidah, jadi apa saja kegiatan kebudayaan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat, kita memberi sebuah kehormatan dan bukan berarti mengikuti sebuah akidah dan kepercayaannya. Semacam menghargai sesama warga, teman dan bangsa,” pungkas Isran.

Penulis: Mangir Titiantoro
Editor: Yoghy Irfan

Berita Lainnya