Politik

musda golkar kaltim golkar kaltim golkar Isran Noor 

Isran Noor Mundur, Alihkan Dukungan ke Makmur HAPK di Musda Golkar Kaltim



Isran Noor dipastikan mundur dalam gelaran musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar Kaltim X di Samarinda
Isran Noor dipastikan mundur dalam gelaran musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar Kaltim X di Samarinda

SELASAR.CO, Samarinda - Isran Noor dipastikan mundur dalam gelaran musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar Kaltim X di Samarinda, pada 14-15 Maret 2020 mendatang. Kepastian ini disampaikan politisi Golkar Kaltim Dahri Yasin, yang juga merupakan anggota tim pendukung Isran dalam musda. Disampaikannya, mundurnya Isran karena persyaratan belum lengkap.

"Pak Isran menganggap Golkar ini kan partai yang konsisten dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya (AD/ART). Jadi beliau mau diajak kembali ke Partai Golkar, namun untuk syarat menjadi ketua DPD Golkar Kaltim beliau belum memenuhi syarat," ujarnya.

"Menyadari hal itu, daripada terjadi hal-hal yang tidak etis dalam pelaksanaan musda, untuk tidak mengganggu aturan main sesuai AD/ART, dan setelah rapat dengan tim, beliau lebih memilih untuk mundur," ungkap Dahri.

Jauh hari sebelumnya, Isran memang telah dilaporkan tidak memenuhi syarat pendaftaran dalam musda Golkar jika merujuk AD/ART partai berlambang pohon beringin ini. Isran terganjal sedikitnya dua aturan pencalonan bila hendak maju di musda.

Aturan pertama, anggota Golkar terus menerus selama minimal lima tahun, dan tidak pernah menjadi pengurus partai lain. Kedua, aktif sebagai pengurus selama satu periode penuh di salah satu tingkatan DPD Golkar, dan pernah mengikuti pendidikan kader yang diselenggarakan partai.

Jalur diskresi menjadi jalan satu-satunya bagi mantan Bupati Kutim ini, jika ingin menduduki kursi pimpinan yang sebelumnya diduduki Rita Widyasari. Sehingga saat adanya kabar pertemuan Isran dengan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto, isu bahwa akan dikeluarkannya diskresi pun muncul. Namun hal ini buru-buru dibantah oleh Dahri Yasin, yang saat itu juga ikut dalam pertemuan tersebut.

"Nggak ada pembahasan diskresi saat pertemuan dengan Ketua Umum Golkar di Jakarta, hanya silaturahmi kemudian menyampaikan bahwa pak Isran sudah menjadi kader Golkar," jelasnya.

Dahri pun mengungkapkan, bahwa Isran saat ini telah mengalihkan dukungannya kepada Makmur HAPK yang juga mendaftar sebagai calon ketua DPD Golkar di Bumi Etam.

"Dalam posisi beliau ini kan tidak memiliki suara, jadi dukungan yang diberikan kepada Makmur itu dalam pengertian bukan suara, namun dukungan moril," ujar Dahri.

Makmur HAPK yang saat juga merupakan ketua DPRD Kaltim pun mengucapkan terima kasih, atas dukungan yang diberikan kepadanya. Dirinya mengaku telah menerima dukungan tersebut secara langsung dari Isran, saat pertemuan rapat kerja yang digelar di Kantor Gubernur belum lama ini.

"Saya sudah bertemu dengan beliau, hal ini diucapkan beliau langsung kepada saya pada Rabu lalu (11 Maret 2020) di Kantor Gubernur," ungkap Makmur saat dihubungi SELASAR lewat sambungan telepon.

Dalam pertemuan itu, disampaikan Makmur, bahwa Isran berpesan sebagai kader Golkar agar membuat partai semakin besar.

"Kemudian beliau mengharapkan karena Golkar selama ini menjadi partai besar yang menjadi contoh, jadi tentu pelaksanaan musda kali ini betul-betul sesuai dengan slogannya yaitu Suara Rakyat Suara Golkar," sebutnya.

Dengan mundurnya Isran Noor dalam gelaran musda Golkar, saat ini menyisakan dua nama kuat yang diprediksi banyak pihak akan terpilih untuk memimpin partai Golkar Kaltim. Yaitu Makmur HAPK dan Rudi Mas'ud.

Namun, meski percaya diri dalam mengikuti Musda ini, Makmur nampaknya enggan bicara terlalu frontal mengenai proses pemilihan. Bahkan saat ditanya terkait target perolehan suara dari total 16 pemilik hak suara yang ada, Makmur enggan terus terang meski mengaku telah memegang daftar pendukungnya.

"Jadi tidak perlu disampaikan, agar Jangan sampai orang lain berpikir saya terlalu berambisi, meminta-minta, dan memaksakan kehendak kepada pemegang suara. Saya melihat karena hal ini merupakan suatu amanah, saya inginnya dukungan itu datang dari pemegang suara dengan baik dan ikhlas. Biasanya kalau ada sesuatu yang datang dengan dipaksakan itu tanggung jawabnya kurang," jelasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya