Utama

MUI salat jumat Masjid Jami'Nuruh Huda 

Anjuran Peniadaan Salat Jumat, Masjid yang Masih Jumatan Kebanjiran Jemaah



Jemaah Masjid Jami'Nuruh Huda di jalan KH Mas Mansyur, Loa Bakung
Jemaah Masjid Jami'Nuruh Huda di jalan KH Mas Mansyur, Loa Bakung

SELASAR.CO, Samarinda - Jemaah Masjid Jami'Nuruh Huda di jalan KH Mas Mansyur, Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang mengalami lonjakan pada salat Jumat, hari ini (3/4/2020). Dari pantauan SELASAR, saking banyaknya jemaah, membuat area dalam masjid tidak lagi dapat menampung.

Nuhansyah, Takmir Masjid Jami'Nuruh Huda mengatakan, ini merupakan imbas masjid lain yang sementara meniadakan ibadah salat Jumat. "Perkiraan 700 jemaah yang hadir, biasanya hanya sekitar 500 jemaah. Memang ada perubahan, lebih banyak daripada biasanya, biasanya pelataran masjid jarang terisi," ujarnya.

Dia mengatakan, keputusan pengurus masjid tetap menyelenggarakan ibadah salat Jumat meski virus corona masih mewabah, berdasarkan keinginan masyarakat sekitar. "Ini permintaan masyarakat, untuk melaksanakan ibadah seperti biasa. Artinya jangan diliburkan, seperti masjid-masjid yang lain. Namanya kepengurusan ini, menuruti kemauan masyarakat," tuturnya.

"Kalau kami, khususnya warga sini, tidak merasa risau. Lalu ini juga atas permintaan masyarakat. Jadi kami tetap melaksanakan (salat Jumat) untuk mengakomodir kemauan masyarakat," tambah Nuhansyah.

Di samping permintaan masyarakat, dirinya mengaku hingga saat ini takmir masjid belum menerima surat pemberitahuan apapun dari pihak terkait. Ini juga menjadi alasan pengurus masjid tetap melaksanakan ibadah salat Jumat.

"Untuk surat imbauan kami belum menerima, selembar kertas pun tidak ada. Kalau di masjid lain katanya ada, kalau di sini tidak ada. Kalau surat itu memang ada, saya yang menerima pertama, baru saya berikan ke ketua (ketua pengurus masjid)," tegasnya.

Oleh karena itu, segala kegiatan yang ada masjid tetap berjalan seperti biasa. Termasuk ceramah yang selama ini rutin digelar 4 kali dalam seminggu. "Cuma tergantung ustaznya, kalau dia minta libur maka libur. Tapi kalau dari kepengurusan, tidak ada ketetapan untuk meliburkan," imbuhnya.

Meski begitu, pihak masjid mengaku telah melakukan beberapa langkah antisipasi, untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Yaitu, dengan mengimbau jemaah yang kondisinya demam tinggi, batuk, dan baru saja datang dari daerah zona merah yang ditetapkan pemerintah, untuk melakukan salat di rumah. Imbauan ini terpasang di spanduk-spanduk area masjid.

"Kami sudah melakukan penyemprotan cairan disinfektan sebanyak dua kali, kami juga memberikan cairan pembersih tangan bagi para jamaah masjid yang datang. Jemaah pun diminta membawa sendiri sajadah dari rumah," terangnya.

Pagi tadi, SELASAR mendapat pesan berantai di aplikasi chatting WhatsApp berisi informasi masjid-masjid di Samarinda yang masih menggelar salat Jumat. Dari enam masjid yang disebutkan, satu di antaranya adalah Masjid Al-Misbah di Jalan Abdul Muthalib, yang didirikan ulama kondang di Samarinda. Saat memasuki waktu zuhur, media ini pun datang ke lokasi masjid untuk memastikan kebenaran isi pesan tersebut.

Namun, suasana berbeda dari apa yang diinformasikan dalam pesan berantai itu. Tidak terlihat kerumunan orang yang datang ke masjid yang berada di tepian Sungai Karang Mumus (SKM) ini. Hanya ada satu dua kendaraan yang terparkir di halaman.

Tidak lama setelah azan berhenti berkumandang, ketika media ini tiba di masjid tersebut, imam telah memulai salat. Tidak ada khutbah layaknya salat Jumat. Tidak sampai satu shaf penuh, jamaah mendirikan salat zuhur berjamaah.

Seorang pengurus masjid yang enggan disebutkan namanya mengatakan, informasi yang beredar tersebut tidak benar. Sebab, sudah tiga pekan ini mereka tidak menggelar salat Jumat.

“Kita sudah tiga minggu tidak salat Jumat, ini salat zuhur aja. Kita ini ikut aja pesan Guru (pendiri masjid tersebut), majelis juga sudah diliburkan awal-awal muncul virus ini,” jelasnya.

Sementara itu, di Masjid Raya Darussalam Samarinda yang Jumat lalu masih menggelar salat Jumat berjamaah, hari ini telah meniadakan ibadah seminggu sekali bagi pria muslim itu. Kendati telah mengumumkan tidak menggelar salat Jumat, namun tidak sedikit jemaah yang tetap datang ke salah satu masjid terbesar di Samarinda itu.

“Kita sudah umumkan baik lewat media massa, media sosial, dan baliho, tapi masih ada yang datang,” sebut Arnani, Ketua Pengurus Masjid Raya.

Lebih lanjut, meskipun mempersilakan jemaah tetap datang ke masjid, Arnani menegaskan tidak ada aktivitas salat berjamaah yang dilaksanakan oleh takmir masjid. “Mereka salatnya masing-masing,” singkatnya.

Penulis: Yoghy Irfan dan Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya