Utama

Banjir  Samboja Kutai Kartanegara 

Sisa Material Tol dan Tambang Batu Bara Dekat Sungai Diduga Sebabkan Banjir Samboja



Rumah terdampak banjir di Samboja, Kutai Kartanegara.
Rumah terdampak banjir di Samboja, Kutai Kartanegara.

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara - Banjir yang menimpa puluhan rumah di Kelurahan Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) sejak Kamis (9/4/2020) lalu membuat lebih dari seratus kepala keluarga terdampak. Salah satu penyebabnya, dikarenakan bagian badan sungai yang semakin menyempit dan tingginya sedimentasi, sehingga air sungai meluap saat intensitas hujan sedang tinggi.

Camat Samboja Nur Khalis mengatakan meski banjir tersebut saat ini sudah mulai surut, namun banjir tersebut juga berdampak pada lahan perkebunan sayur, sehingga petani mengalami kerugian.

“Ada beberapa kebun sayur warga yang di pinggiran sungai itu sempat terendam,” ujar Nur Khalis.

Menurut dia, penyebab banjir ini karena tingginya sedimentasi, akibat tanah dari tambang yang membuat surut sungai. Selain itu, penyempitan badan sungai ini karena adanya sisa timbunan material tol yang menutupi pinggir sungai.

“Ada salah satu aliran sungai yang kiri kanannya itu ada timbunan material tol. Sebenarnya sudah dibuat jembatan, tapi sisa tanah urukannya mempersempit jalur sungai,” jelas Nur Khalis.

Sebelumnya, Bupati Kukar Edi Damansyah sudah menyambangi lokasi banjir dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Dinas Pekerjaan Umum juga langsung turun untuk melakukan normalisasi sungai.

“Kalau akar persoalannya, Dinas Pekerjaan Umum Kukar sudah turun untuk mencoba menyelesaikan persoalan itu,” kata Camat.

Selain Bupati Kukar Edi Damansyah, sejumlah pejabat pun menyambangi lokasi terdampak beberapa hari terakhir. Di antaranya Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun, Ketua Komisi II DPRD Kukar Rendi Solihin, Ketua Komisi III DPRD Kukar Andi Faisal.

Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun membenarkan adanya timbunan material tol, sehingga terjadi penyumbatan aliran air sungai.

“Karena dibendung tol, di situ yang tadinya air sebelumnya langsung ke hilir, sekarang berbelok menuju jembatan yang dibuatkan untuk jalan tol. Namun ada juga timbunan tanah yang belum digali, sehingga kemarin saya minta untuk digali,” ujar Samsun.

Ia menyayangkan sejumlah aktivitas tambang yang berada tak jauh dari bibir Sungai Merdeka. Tak hanya menyebabkan potensi kerusakan sungai, tetapi juga mengancam kualitas air tersebut.

"Tambang itu saya juga ragu kalau legal. Sementara kalau ilegal, mohon aparat bisa bertindak. Kasihan masyarakat jika sumber produksi air minum menjadi tercemar," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kukar Andi Faisal juga menyebut aktivitas tambang di sekitar Sungai Merdeka berpotensi merusak kualitas air di sungai. Ia beserta anggota DPRD Kukar yang lain, sempat melihat sejumlah aktivitas pengupasan lahan di kawasan tersebut. Selain itu, kawasan di sekitar sungai juga diperkirakan masuk kawasan hutan.

"Ada area terbuka yang harusnya hutan, banyak yang sudah beralih fungsi" kata Andi Faisal.

Pihaknya akan melakukan pertemuan membahas hal ini bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait beserta pihak perusahaan di sekitar lokasi.

“Kalau ini tidak ditindaklanjuti, hujan sebentar saja akan kembali banjir itu,” jelasnya.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya