Utama

Klaster ABK Bali Kuta BBLK Surabaya RS Karantina Bapelkes 

Positif Corona Klaster ABK di Samarinda Bisa Cepat Sembuh, Ini Sebabnya



Kapal logistik yang sandar di Pelabuhan Samarinda. Foto: Istimewa
Kapal logistik yang sandar di Pelabuhan Samarinda. Foto: Istimewa

SELASAR.CO, Samarinda - Dalam kurun waktu dua hari berturut-turut yaitu 6-7 Juni 2020 dilaporkan ada empat kasus sembuh di Samarinda. Para pasien tersebut sembuh dalam waktu relatif cepat. Mereka adalah pasien yang tercatat dengan kode SMD 48 laki-laki 28 tahun, SMD 45 laki-laki 45 tahun, SMD 46 laki-laki 38 tahun, dan SMD 50 laki-laki 23 tahun. Keempatnya masuk dalam klaster ABK Bali Kuta yang dirawat di RS Karantina Bapelkes sejak 2 Juni 2020.

Seperti dilaporkan Dinkes Kaltim pada 6 Juni 2020, ada tiga orang dari klaster ini yang dinyatakan sembuh, setelah menjalani perawatan selama empat hari. Lalu keesokan harinya atau pada 7 Juni 2020, kembali dilaporkan ada penambahan kasus sembuh dari klaster ini setelah dirawat selama lima hari. Padahal sebelumnya, rata-rata waktu penyembuhan pasien Covid-19 di Kaltim berkisar 28 hari. Lalu apa sebenarnya faktor penyebab cepatnya waktu penyembuhan empat kasus ini?

Andi M Ishak Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim yang juga juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kaltim mengatakan, faktor uji swab yang saat ini bisa dilakukan di Kaltim, menjadi salah satu penyebab cepatnya pasien bisa dinyatakan sembuh. Sebelumnya, Dinkes Kaltim harus mengirim sampel ke BBLK Surabaya, sehingga memakan waktu lebih lama. Karena syarat seseorang dinyatakan sembuh dari Covid-19, yaitu memiliki dua kali hasil negatif uji swab.

"Sebelumnya kami kan sulit melakukan uji swab karena sampelnya dikirim ke BBLK Surabaya, sehingga hasil test itu bisa tertunda 10-14 hari, karena itu banyak kasus-kasus yang sebenarnya dalam kondisi baik tertunda pernyataan sembuhnya," terang Andi, pada Senin (8/6/2020).

Dulu, rata-rata pernyataan sembuh pasien Covid-19 di Kaltim baru bisa keluar setelah 28 hari waktu perawatan. Selain pemkab/pemkot harus mengumpulkan sampel ke pemprov, lalu pemerintah provinsi harus menunggu jadwal penerbangan kargo. Sesampainya di BBLK Surabaya, juga harus kembali antre dengan sampel dari provinsi lain. Sementara sejak uji swab bisa dilakukan di Samarinda dan Balikpapan, hasil lab diterima dalam waktu 2-3 hari saja.

Selain bertambah cepatnya waktu uji swab faktor lain yang membuat waktu penyembuhan semakin cepat adalah kondisi imunitas individu masing-masing. Penyembuhan virus ini, kata Andi, sangat tergantung dengan kemampuan tubuh menghasilkan imun.

"Secara individual respons terhadap penyakit ini memang berbeda-beda. Faktor penyakit penyerta juga sangat berpengaruh terhadap lama waktu penyembuhan. Untuk kasus klaster ABK Bali Kuta ini juga OTG (orang tanpa gejala), berarti imunitasnya baik," terang Andi.

Perkiraan lain juga karena tubuh para ABK ini juga sudah lama terinfeksi virus. Sehingga saat mereka terdeteksi positif di Samarinda, tubuh para pasien ini sudah memasuki fase pemulihan.

Secara persentase memang penyakit ini memiliki tingkat kematiannya setinggi virus lain seperti SARS. Namun penularannya yang sangat cepat, sehingga jika kapasititas rumah sakit tidak memadai akibat melonjaknya pasien, bisa membuat angka kematian menjadi tinggi. Karena, pasien menjadi tidak tertangani dengan baik, utamanya pasien yang memiliki penyakit kronis bawaan.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya