Utama

New Normal WHO Fase relaksasi 

Memenuhi Standard WHO, Samarinda Siap New Normal



Plt Kepala DKK Samarinda, dr Ismed Kusasih
Plt Kepala DKK Samarinda, dr Ismed Kusasih

SELASAR.CO, Samarinda – Genap tiga bulan sudah pandemi Covid-19 di Kota Tepian. Bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemkot Samarinda merilis kasus konfirmasi positif Covid-19 pertama yang dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda, beserta dua pasien dalam pengawasan pada 18 Maret lalu.

Per 22 Juni kemarin, jumlah konfirmasi positif Covid-19 Samarinda sebanyak 65 kasus. Ada sebanyak 53 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, dan satu meninggal dunia. Sehingga kini yang masih menjalani perawatan sebanyak 11 orang, dimana seluruhnya berasal dari kasus impor (luar daerah).

Sejak awal Juni ini, Gugus Tugas Penangaan Covid-19 Kota Samarinda menerapkan masa relaksasi yang dibagi menjadi tiga fase. Di masa yang diklaim setingkat di bawah new normal atau kenormalan baru, secara bertahap kegiatan di area publik yang melibatkan banyak orang mulai dilonggarkan.

Kendati masih berada di fase kedua, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda mengungkapkan Samarinda telah siap memasuki masa kenormalan baru. Hal tersebut dituturkan Plt Kepala DKK Samarinda, Ismed Kusasih baru-baru ini.

“Sesuai dengan perhitungan kita bahwa Samarinda insyaAllah siap memasuki fase new normal atau sekarang istilahnya adaptasi kebiasaan baru. Jadi sesudah kita melewati masa relaksasi itu kita siap memasuki masa new normal yang sebenarnya sudah digariskan di dalam beberapa ketentuan baik itu dari WHO maupun dari kementerian,” ujar Ismed.

Hal tersebut dilihat dari angka kejadian konfirmasi positif yang terkendali selama masa relaksasi diterapkan. Dimana sebulan penuh, rumah sakit rujukan di Samarinda, yaitu RSUD AW Sjahranie dan RSUD IA Moeis, sama sekali tidak merawat pasien Covid-19. Berdasarkan data epidemilogi ratio positif rate Samarinda 1,6, sementara angka reproduksi efektif (Rt) virus corona diklaim telah berada di bawah 1. “Perlu diingat, sampai detik ini kita belum transmisi lokal, itu yang perlu jadi catatan,” imbuh Ismed.

Selain itu, faktor kapasitas skrining tes juga menjadi tolok ukur dalam kesiapan menuju new normal. WHO menaruh standard pemeriksaan virus pada 1:1.000 orang dari satu juta penduduk, sementara Samarinda telah melampaui itu. Ismed mengungkapkan, jumlah tes swab massal yang dilakukan oleh DKK Samarinda kini mencapai 2.500 dari 8.000 tes yang ditargetkan.

“Kalau Kota Samarinda itu diasumsikan satu juta penduduk, sesungguhnya kita sudah mencapai di 2,5:1.000 melebihi angka satu,” tegas Ismed.

Menjadi bagian dari Gugus Tugas, lanjut Ismed, DKK Samarinda akan merekomendasikan penetapan New Normal setelah fase relaksasi usai. “Setiap rekomendasi sebelum dikeluarkan dalam bentuk edaran itu akan ada rapat semua anggota gugus, nanti disana diputuskan,” tandas Ismed.

Keberhasilan relaksasi dan kenormalan baru sangat bergantung pada partisipasi masyarakat terhadap kepatuhan protokol kesehatan.

“Tiga hal yang sederhana yang bisa dilakukan, memakai masker, physical distancing, dan selalu mencuci tangan,” tutup Ismed.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya