Utama

Meninggal corona Positif Corona Swab test PCR IFA 

Di Samarinda Juga Ada Pasien Positif Corona Dimakamkan Tanpa Protokol Covid-19



Tim surveilans melakukan pengambilan sampel swab di Balai Kota beberapa waktu lalu.
Tim surveilans melakukan pengambilan sampel swab di Balai Kota beberapa waktu lalu.

SELASAR.CO, Samarinda – Fase relaksasi tahap ketiga terkait pengendalian Covid-19 di Kota Samarinda telah berjalan sepekan. Namun penambahan konfirmasi positif masih terjadi sehingga totalnya menjadi 71 kasus per Selasa (7/7/2020) kemarin.

Penambahan terakhir kasus konfirmasi Covid-19 di Samarinda terakhir cukup mengejutkan. Pasalnya pasien berkode SMD 71 tersebut terkonfirmasi setelah dua hari dikebumikan.

Pasien laki-laki berusia 54 tahun itu diketahui lebih dari seminggu dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Samarinda. Berdasarkan rilis terakhir Dinas Kesehatan Kaltim, almarhum memiliki keluhan demam, batuk dan sesak napas dengan komorbid (penyakit penyerta) diabetes melitus.

“Pada tanggal 26 Juni 2020 pasien dirujuk ke RSUD IA Moeis dan dilakukan rawat inap, pada tanggal 5 Juli 2020 kondisi pasien memburuk dan pasien meninggal pukul 06.00 Wita. Hasil konfirmasi positif Covid-19 baru didapat pada hari ini,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak dalam rilisnya.

Rilis yang dilakukan Dinkes Kaltim sama sekali tidak menjelaskan muasal penularan seperti halnya kasus-kasus sebelumnya. Dikonfirmasi hal ini, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda, Ismed Kusasih irit bicara. Ia beralasan kasus tersebut telah jelas melalui rilis provinisi. “Sudah dirilis pak Andi ya tadi malam, sudah jelas beritanya,” ujar Ismed, Rabu (8/7/2020).

Ditanya terkait sumber penularan kasus, Ismed tidak menjawab gamblang. Menurutnya penularan masih berasal dari luar Samarinda. “Ya, import case,” singkatnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun SELASAR, saat meninggal pada Minggu (5/7/2020) kemarin, almarhum tidak dikebumikan dengan protokol Covid-19.

Direktur RSUD IA Moeis, Syarifah Rahimah mengatakan pasien tersebut menjalani rawat inap dan rapid test sebagai skrining awal. Hasilnya adalah reaktif. Pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan alat Immunofluorescence Assay (IFA) dengan hasil yang sama yaitu reaktif Covid-19.
Melihat hasil tersebut, pihak IA Moeis melakukan pengambilan sampel swab dari pasien bersangkutan. Namun, pada pemeriksaan dengan Polymerase chain reaction (PCR) pertama pasien tersebut adalah negatif. Kondisi inilah yang membuat rumah sakit melunak pemulasaran jenazah tidak dengan protokol Covid-19.

“Pasien isolasi, saat meninggal hasil PCR pertama sudah keluar dengan hasil negatif. Saat itu kita sebenarnya sudah menyiapkan pemakaman sesuai protokol, dari BPBD juga sudah standby,” ujar Syarifah.

Namun, ia memastikan pihaknya telah menginformasikan kepada keluarga almarhum terkait hasil PCR yang kedua. Ia pun mengimbau agar keluarga melakukan pemeriksaan swab.

“Kita sudah informasikan ke keluarga saat sore itu hasilnya yang kedua positif, mungkin hari ini atau besok mereka akan periksa,” jelasnya.

Sementara itu, tim surveilans RS Karantina Covid-19 Samarinda sedang melakukan tracing kontak pada tenaga kesehatan dan keluarga yang kontak erat dengan SMD 71. Dari jumlah orang yang terdata, baru sekitar 50 orang yang mengikuti tes swab dan rapid test dengan IFA.

“Kemarin sudah titip pesan ke Moeis untuk menyampaikan ke keluarganya melakukan swab sama pemeriksaan darah di sini. Cuma sampai saat ini belum ada datang dari keluarganya ke sini, mungkin sedang berduka, ya,” ujar dr Ery Wardhana, tim surveilans RS Karantina.

Ery mengaku belum mengetahui detail sumber penularan dari kasus SMD 71. Pasalnya dia hanya fokus dari sisi pelacakan penyebaran dari pasien itu.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya