Utama

Idul Adha hari raya kurban Hewan Kurban Nenek Sumiati Penyapu Jalanan  Berkurban Sapi dan Kambing Hasil 15 Tahun Menabung Nenek Sumiati  Penyapu Jalanan 

Nenek Sumiati Penyapu Jalanan, Berkurban Sapi dan Kambing Hasil 15 Tahun Menabung



Nenek Sumiati bertransaksi dengan pedagang hewan kurban
Nenek Sumiati bertransaksi dengan pedagang hewan kurban

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara - Ibadah kurban memang tidak seperti salat, zakat, maupun puasa yang sifatnya wajib. Namun, kisah Sumiati, nenek 71 tahun asal Tenggarong, Kutai Kartanegara, yang sehari-sehari bekerja sebagai penyapu jalan ini patut menjadi inspirasi.

Bagaimana tidak, pada Hari Raya Iduladha tahun ini, nenek dari 6 cucu ini berkurban dua hewan sekaligus, sapi dan kambing. Hal ini tidak lepas dari tekad dan kesungguhan niat yang ia tanam selama puluhan tahun hanya berharap rida Allah SWT.

Saban hari, di bawah terik matahari, Sumiati tanpa lelah menyapu sampah makan minuman atau guguran daun yang jatuh di bahu jalan KH Akhmad Mukhsin Tenggarong. Meski gaji yang ia terima hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, tidak memupuskan tekad Sumiati menabung.

Sumiati mengaku menjadi penyapu jalanan sejak 21 tahun silam. Besaran upah yang ia terima saat itu Rp 150 ribu dan hanya mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Setelah beberapa tahun bekerja, dan upahnya meningkat, barulah bisa menyisihkan untuk ditabung.

Hari berkurban ini sudah ditunggu Sumiati sejak 15 tahun lalu. Ibu empat anak ini menyisihkan upah kerjanya dengan dibelikan emas sebagai tabungan. Selain sebagai penyapu jalanan, Sumiati juga berjualan makanan ringan di kawasan Pasar Seni Tenggarong untuk menambah penghasilan. Selain tempat berjualan, warung ukuran 3x3 meter tersebut juga dijadikan tempat tinggal Nenek Sumiati. Alasan sang nenek tinggal di warung tersebut, agar dirinya mudah pergi ke lokasi bekerja yang jaraknya hanya sekitar puluhan meter dari warung. Sedangkan rumah yang dimiliki Nenek Sumiati jaraknya sekitar 5 kilometer dari lokasi Nenek Sumiati menyapu.

Sebelum berjualan tak jarang Nenek Sumiati mengambil kerja sampingan sebagai tukang cuci pakaian untuk menambah penghasilan. Sebagian digunakan untuk hidup sehari-hari, sebagian lagi ditabung dan dibelikan emas.

“Jadi sebelum berjualan, saya mengambil upahan mencuci pakaian,” ujarnya.

Dengan hasil yang pas-pasan tak jarang Nenek Sumiati menjual emasnya untuk keperluan sekolah sang bungsu. Bahkan ia pernah juga menjual emas untuk keperluan pernikahan anaknya beberapa tahun silam.

Meskipun sejak lama telah berniat beribadah kurban, niat baik ini tidak pernah diketahui oleh empat orang anaknya. Bahkan saat ia menyampaikan niatnya untuk berkurban, sejumlah anaknya terkejut.

“Saya senang, maksudnya selagi hidup masih bisa beramal. Anak saya tidak tahu saat saya ajak ke toko emas untuk menjual perhiasan, baru mereka tahu saya ingin berkurban,” tuturnya.

Sementara itu anak kedua dari Nenek Sumiati, Heru Madianto mengaku terkejut saat sang ibu mengungkapkan ingin berkurban. Mendengar sang ibu mengungkapkan ingin membeli sapi untuk berkurban, ia pun terharu.

Ia mengaku sang ibu menjual emasnya, sekitar Rp 19.400.000, kemudian ia mengantar sang ibu membeli sapi seharga Rp 18.000.000. Semula niatnya hanya ingin membeli satu ekor sapi, namun sang ibu masih ingin membeli satu ekor kambing lagi. Kemudian sang ibu kembali menjual emasnya yang tersisa, sehingga dibelilah satu kambing yang ukurannya paling besar dengan harga Rp 4.700.000.

“Ibu saya maunya yang besar sehingga dibelilah kambing yang besar. Kalau kambing, kakak saya yang mengantar, kalau sapi saya yang mengantar ibu,” jelasnya.

Rencananya hewan kurban Nenek Sumiati ini akan dipotong di Langgar An-Nur, Jalan Diponegoro Kelurahan Panji, Tenggarong. Pada Kamis (30/7/2020), Nenek Sumiati menyerahkan langsung satu ekor sapi dan satu ekor kambing yang telah ia beli kepada pengurus langgar tersebut.

Ralat: Redaksi telah mengubah kalimat pertama pada lead berita yang sebelumnya tertulis "Ibadah kurban memang tidak diwajibkan kepada seluruh umat muslim seperti halnya salat lima waktu dan berzakat." Redaksi SELASAR meminta maaf atas kesalahan tersebut.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya