Ragam

Isran Noor Batu bara harga batu bara Government Roundtable Series harga batu bara kaltim 

Di Government Roundtable Series, Isran Noor Bicara Harga Jual Batu Bara



Isran Noor, Gubernur Kaltim
Isran Noor, Gubernur Kaltim

SELASAR.CO, Samarinda - Sampai saat ini struktur perekonomian Kalimantan Timur masih didominasi pertambangan dan penggalian. Dalam paparan Gubernur Kaltim, Isran Noor saat menjadi pembicara di Government Roundtable Series, dua sektor itu mendominasi perekonomian Kaltim dengan 44,18 persen. Sementara industri pengolahan hanya 18,28 persen. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kaltim sangat bergantung kedua sektor tersebut. 

“Pada triwulan ke-1 tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur masih mengalami pertumbuhan sebesar 1,27 persen. Pertumbuhan ini berada di bawah pertumbuhan nasional pada waktu yang sama yaitu sebesar 2,97 persen. Dan pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan sebesar 2,49 persen,” ujar Isran, Senin (3/8/2020).

Pada triwulan 1, sektor pertambangan mengalami kontraksi atau pertumbuhan yang negatif sebesar minus 0,48 persen. Sementara sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan 3,2 persen.

Pada triwulan ke-2 tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kaltim diperkirakan kembali mengalami kontraksi. Perkiraan itu didasarkan pada data yang sudah dianalisa, seperti nilai ekspor yang sampai bulan Juni mengalami penurunan sebesar 16 persen.

“Selain itu harga acuan batu bara yang terus mengalami penurunan dari 67 USD per metrik ton di bulan maret, menjadi 52,98 dollar per Metrik ton pada bulan Juni. Sektor transportasi dan perhotelan juga belum menunjukkan kinerja yang baik. Hanya saja jika dibandingkan nilai ekspor dengan nilai impor, masih jauh lebih besar nilai ekspor daripada impor Kalimantan Timur,” papar Isran.

Dia pun mengharapkan agar kontraksi pertumbuhan ekonomi di Kaltim tidak terlalu dalam. Dikatakannya, Menteri Keuangan Republik Indonesia memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan negatif, pada kisaran minus 3,5 persen sampai dengan minus 5,2 persen di triwulan ke-2 tahun 2020.

Namun, mantan Bupati Kutim ini menyebut, berdasarkan informasi di Trading Economics sampai triwulan ke-2 tahun ini, memang banyak negara mengalami pertumbuhan minus yang lebih dalam. 

“Seperti Korea Selatan mengalami kontraksi sebesar minus 2,9 persen, Amerika Serikat minus 9,5 persen, Jerman minus 11,7 persen, Singapura minus 12,6 persen. Meskipun demikian sudah ada beberapa negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif, seperti Vietnam sudah masuk juga sudah positif 0,36 persen dan bahkan China di mana tempat berawalnya musibah Covid-19 ini sudah positif 3,2 persen,” sebutnya.

Sementara itu, angka pasti pertumbuhan ekonomi Kaltim Triwulan ke-2 akan dirilis Badan Pusat Statistik tanggal 5 Agustus 2020.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya