Ekobis

Impor Beras Cadangan Beras Pemerintah  Stok Pangan Stok Beras Isran Noor 

Pemerintah Pusat Ingin Impor Beras, Gubernur Isran: Kaltim Setiap Tahun “Impor”



Gubernur Kaltim, Isran Noor.
Gubernur Kaltim, Isran Noor.

SELASAR.CO, Samarinda - Rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras menuai pro dan kontra dari banyak pihak. Bahkan di internal pemerintah seolah ada beda suara soal rencana impor yang diperuntukkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan provinsinya tidak perlu beras impor. Menurut dia, kondisi stok beras Jatim cukup dan aman hingga akhir Mei 2021.

Meski begitu Gubernur Kaltim Isran Noor menilai penolakan beberapa kepala daerah soal rencana impor beras ini hanya masalah komunikasi saja. "Nggak apa-apa. Itu masalah komunikasi saja," ujarnya.

Kaltim, dikatakannya, memang sejak lama mendatangkan beras dari luar daerah seperti pulau Sulawesi dan Jawa. Impor beras ia anggap adalah langkah yang wajar diambil pemerintah ketika ada ancaman kekurangan stok pangan.

“Ada ancaman kekurangan stok. Kalau di Kaltim setiap tahun “impor”. Kita mendatangkan beras dari pulau Jawa dan Sulawesi,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan rencana impor beras merupakan strategi pemerintah untuk memastikan tidak bisa diatur oleh para spekulan.

"Ini strategi pemerintah untuk memastikan tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini," kata Muhammad Lutfi.

Selain itu, Lutfi menjelaskan impor beras dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.

Mengingat angka produksi beras yang dimiliki pemerintah saat ini bersifat proyeksi. Sehingga bisa tiba-tiba berubah naik dan turun, tergantung dari cuaca di daerah penghasil beras. Oleh karena itu, menurutnya, cadangan dibutuhkan, jika kondisi panen beras tak semulus yang diperkirakan.

Lutfi pun menjamin jika beras impor tersebut akan digunakan ketika ada kebutuhan mendesak. Contohnya untuk bansos atau operasi pasar untuk stabilisasi harga. Pria 51 tahun ini juga menegaskan rencana impor ini tidak ada niatan pemerintah untuk menurunkan harga dari petani, terutama saat sedang panen raya.

"Tidak ada niat pemerintah untuk menurunkan harga petani. Harga gabah kering petani itu tidak diturunkan. Kalau gabah kering itu diturunkan oleh Bulog, itu bagian daripada penghancuran harga," ucap Lutfi.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya