Hukrim

Kasus Narkotika di Samarinda  Kasus Narkotika Peningkatan Kasus Narkotika BNNK Samarinda 

Kasus Narkotika Meningkat 25 Persen di Samarinda



Kasi Pemberantasan BNN Kota Samarinda, Kompol Risnoto.
Kasi Pemberantasan BNN Kota Samarinda, Kompol Risnoto.

SELASAR.CO, Samarinda - Kasus penyebaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di Samarinda meningkat dalam 2 bulan terakhir. Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Samarinda, AKBP Halomoan Tampubolon melalui Kepala Seksi Pemberantasan BNN Kota, Kompol Risnoto menyampaikan informasi tersebut.

“Iya, ada peningkatan kasus narkotka dalam 2 bulan belakangan ini,” ujar Kompol Risnoto, saat dikonfirmasi, Rabu (23/6/2021).

“Kemarin rekan-rekan dari Polresta Samarinda juga baru saja melakukan penangkapan di wilayah Samarinda dengan barang bukti yang cukup banyak, kurang lebih sekitar 13 kilogram sabu,” sambungnya.

Dirinya menyebutkan bahwa peredaran barang haram tersebut kebanyakan datang dari Malaysia melewati Kalimantan Utara dan dibawa ke Kalimantan Timur menuju Kota Samarinda untuk dilakukan penyebaran. Dijelaskannya, Samarinda merupakan jalur transit peredaran narkotika untuk dilakukan penyebaran ke wilayah lainnya.

“Di Samarinda masing-masing kecamatan pasti ada penyalahguna narkotika. Untuk kenaikan dari bulan-bulan kemarin kira-kira sekitar 25 persen peningkatan dari jumlah sebelumnya dan didominasi oleh sabu dan ganja,” jelas Kompol Risnoto.

Mengetahui terjadi peningkatan penyalahgunaan narkotika, BNNK Samarinda semakin gencar dalam melakukan pemberantasan terhadap bandar-bandar narkotika untuk menekan angka penggunanya. Tak hanya bandar, BNNK juga terus melaksanakan pencegahan dengan melakukan penyuluhan dan mengedukasi masyarakat agar tidak terjebak dalam penyalahgunaan narkotika.

“Bagi yang belum terkena kita melakukan pencegahan dengan penyuluhan dan kemudian bagi yang terkena menjadi pecandu narkotika kita lakukan rehabilitasi,” kata Kompol Risnoto.

Dia menambahkan, pengedar narkotika kini tak hanya memasarkan barang haram tersebut ke para remaja, melainkan ke pekerja-pekerja seperti driver tambang batu bara dan kelapa sawit juga menjadi sasarannya.

“Iya faktanya seperti itu, banyak driver tambang maupun sawit jadi pengguna narkotika dengan alasan supaya tidak mengantuk saat bekerja. Karena sabu memberikan efek stimulan tidak mengantuk,” tutup Kompol Risnoto.

Penulis: Bekti
Editor: Awan

Berita Lainnya