Kutai Timur

Ikatan keluarga Toraja IKA Sekretariat IKAT Miniatur Indonesia Ardiansyah Sulaiman Bupati Kutim 

Bupati Ardiansyah Sebut Kutai Timur Sebagai Miniatur Indonesia



Pendirian Sekretariat Ikatan keluarga Toraja (IKAT) di Jalan Soekarno Hatta, Kamis (1/7/2021).
Pendirian Sekretariat Ikatan keluarga Toraja (IKAT) di Jalan Soekarno Hatta, Kamis (1/7/2021).

SELASAR.CO, Sangatta - Kemajemukan yang dipersatukan dari suku dan agama, menjadi salah satu ciri khas utama dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hal itu pulalah yang terlihat di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Sebagai salah satu daerah terkaya di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutim juga kaya akan keragaman.

Kemajemukan suku bangsa yang ada di Kutim sebenarnya bukan tanpa alasan. Dahulu disaat awal mulanya berdirinya Kutim, pemerintah mencanangkan pembangunan perusahan perkebunan. Sehingga saat itu berbagai investor mulai masuk ke Kutim, yang dibarengi dengan kedatangan tenaga kerja dengan suku dan agama yang berbeda dari seluruh Indonesia.

“Karena itu di Kutim ini ada semua agama, ada semua suku, ada semua paguyuban. Jadi Kutim Ini merupakan Indonesia mini,” jelas Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat memberikan sambutan pada pendirian Sekretariat Ikatan keluarga Toraja (IKAT) di Jalan Soekarno Hatta, Kamis (1/7/2021).

Untuk itu dengan dimulainya pembangunan sekretariat IKAT ini, Bupati memberikan apresiasi yang tinggi dengan harapan, bisa memberikan sumbangsi dalam pembangunan di berbagai bidang. Mulai dari pemberdayaan masyarakat hingga kebudayaan.

“Siapapun yang membangun dan berkontribusi membangun Kutim, pemerintah akan apresiasi. Saya berharap tiang yang terpancang akan berlanjut, hingga tuntas. Saya yakin Pak Pabate akan siap membangun sampai tuntas. Selain itu, pembangunan ini juga merupakan tanggung jawab kita semua,” jelas Bupati dalam acara yang dihadiri Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, serta seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Sementara itu, Ketua Pembangunan Sekretariat IKAT Letkol Czi Pabate mengatakan, pembangunan sekretariat dilakukan untuk hal yang bermanfaat. Selain bisa menjadi kekayaan daerah karena bentuknya yang masih tradisional serta menjadi ruang pertemuan pertemuan IKAT, gedung ini juga bisa digunakan masyarakat sebagai ruang pertemuan untuk warga lainnya.

“Ada sekitar 12 ribu warga Kutim asal Toraja. Orang ini harus diakomodir agar bermanfaat bagi diri sendiri, termasuk untuk Pembangunan Kutim. Sebab mereka ini ada pegawai, ada swasta, ada pengusaha. Karena itu sekretariat nantinya akan menjadi tempat diskusi untuk kepentingan pembangunan Kutim ke depan,” katanya.

“Siapapun boleh tinggal disini kalau tidak ada tempat tinggal, karena tongkonan itu artinya rumah bersama bukan rumah adat. Lokasinya bagus, juga bisa digunakan untuk festival budaya,” katanya.

Dalam kesempatan ini Pabate juga menyatakan, pembangunan dilaksanakan swadaya dari warga IKAT. “Tanah sertifikat lahan IKAT. Pembangunan swadaya dari seluruh masyarakat IKAT Kutim,” jelasnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya