Utama

Bor Occupancy Ratio  Rumah Sakit Penuh Tempat Tidur Pasien Covid-19   Bed Covid-19  Ruangan Pasien Covid-19 

Sempat Turun Sehari, Keterisian Bed Covid-19 di Samarinda Kembali Naik



Ilustrasi
Ilustrasi

SELASAR.CO, Samarinda – Pada 18 Juli 2021 lalu, Pemerintah Kota Samarinda memanggil 25 direktur rumah sakit baik negeri dan swasta. Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Samarinda Andi Harun, meminta pihak rumah sakit melakukan penambahan ataupun konversi tempat tidur khusus pasien Covid-19.

“Semua RS yang di bawah Pemkot Samarinda setidaknya menyediakan 30 persen dari kapasitas tempat tidur yang ada untuk penanganan Covid-19 ini,” pinta Andi Harun.

Usai instruksi tersebut dikeluarkan, tingkat keterisian kasur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit pun mengalami penurunan. Dari sebelumnya pada 18 Juli 2021 ada di angka 92,53 persen, di keesokan harinya atau pada 19 Juli 2021 menjadi 81,47 persen.

Namun, penurunan persentase tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Samarinda ini hanya bertahan satu hari. Pasalnya, pada 20-22 Juli, persentase BOR rumah sakit di Samarinda konsisten terus meningkat. Kenaikan tertinggi dalam seminggu terakhir terjadi pada 21 Juli 2021 dengan peningkatan sebesar 4,38 persen.

Persentase BOR rumah sakit Samarinda:

  • 18 Juli 2021 (92,53%)
  • 19 Juli 2021 (81,47%) - turun 11,06% dari sehari sebelumnya
  • 20 Juli 2021 (82,47%) - naik 1%  dari sehari sebelumnya
  • 21 Juli 2021 (86,85%) - naik 4,38% dari sehari sebelumnya
  • 22 Juli 2021 (88,05%) - naik 1,2% dari sehari sebelumnya

*Sumber data : grafis Dinkes Samarinda


Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismid Kusasih, menyebutkan bahwa memang saat ini Samarinda sedang berada di puncak pandemi. Namun jika dilihat secara jumlah kasus pasien terkonfirmasi, terhitung sama dengan tahun lalu. Yang membuat berbeda adalah jumlah pasien terkonfirmasi dengan kondisi sedang hingga berat lebih banyak.

“Memang kita sekarang ada di puncak pandemi. Saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia dimana terjadi peningkatan pasien, maka pasti berpengaruh pada BOR. Apalagi kita ketahui bahwa varian baru ini begitu ganas, kan. Namun kalau dilihat jumlah kasus kita sama dengan puncak pandemi tahun lalu, namun sekarang ini banyak kasus-kasus yang kondisinya sedang sampai berat,” jelas Ismid.

Meski begitu pemerintah ia sebut tidak tinggal diam atas kondisi ini. Penambahan kapasitas tempat tidur khusus Covid-19 menjadi salah satu bentuk upaya yang telah dilakukan.

“Tetapi kita terus berusaha untuk mencari cara agar kapasitas rumah sakit tetap mampu menampung. Sekarang rumah sakit menggunakan sistem buka tutup. Buka tutup ini maksudnya kalau di ruang isolasi Covid-19 ada tempat tidur yang kosong, dan ada pasien di Intermediate Care (IMC) dan terindikasi Covid-19 maka akan dirawat di ruang itu. Tapi rumah sakit wajib untuk menstabilkan dulu keadaan pasien apapun kondisinya,” jabarnya.

Ismid pun memohon pengertian dari masyarakat atas kondisi tenaga kesehatan yang juga terbatas. Sehingga pemerintah pun turut mempertimbangkan proporsional antara jumlah nakes di sebuah fasilitas kesehatan, dengan jumlah pasien yang dirawat.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya