Kutai Kartanegara

Pesut Sungai Mahakam pesut mahakam Pesut BKSDA Kaltim sungai Kedang Kepala Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia Danielle Kreb 

Bayi Pesut Mahakam Ditemukan Mati di Perairan Sungai Kedang Kepala



Seekor bayi pesut Mahakam ditemukan mati di kawasan perairan Sungai Kedang Kepala.
Seekor bayi pesut Mahakam ditemukan mati di kawasan perairan Sungai Kedang Kepala.

SELASAR.CO, Tenggarong – Seekor bayi pesut Mahakam ditemukan mati di kawasan perairan Sungai Kedang Kepala, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Rabu (22/9/2021) pagi.

Saat dikonfirmasi, peneliti Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (Rasi), Danielle Kreb, mengatakan, pihaknya bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim) sudah mengambil sample dari bayi pesut tersebut untuk dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium. Usai pengambilan sample, langsung dilakukan penguburan terhadap bayi tersebut.

"Saya sendiri tidak ikut ke lapangan, tapi dari tim kami ada dua orang bersama BKSDA melakukan penguburan,” katanya.

Ia pun menjelaskan, bahwa kematian bayi pesut ini sudah dua kali terjadi di tahun 2021 ini. Kematian pertama terjadi di kawasan perairan Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, pada Agustus lalu. Kemudian yang kedua di perairan Sungai Kedang Kepala, Kecamatan Muara Kaman, pada Rabu (22/9/2021) kemarin. Sehingga total kematian mamalia air tawar yang hidup di perairan Sungai Mahakam pada tahun 2021 ini sudah mencapai angka enam ekor.

"Jadi ini kematian pesut yang keenam pada tahun ini dan ini bayi yang kedua," jelas Danielle.

Disebutkannya, bahwa kematian enam mamalia air tawar pada tahun ini beragam penyebabnya. Kalau bayi pesut bisa saja mati karena terpisah dari induknya. Sehingga bayi tersebut tidak bisa makan atau minum susu dari induknya.

Kemudian ada juga yang mati karena memang sudah tua. Selain itu, ada juga pesut yang mati karena memakan jaring yang dipasang oleh nelayan untuk mencari ikan. Segingga menyebabkan adanya gangguan pencernaan di dalam lambung pesut tersebut. Namun, untuk kematian bayi pesut yang kedua ini, ia belum bisa memastikan penyebabnya. Karena pihaknya baru akan menyerahkan sample bayi tersebut kepada BKSDA Kaltim.

Bertambahnya kematian pesut Mahakam ini tentu saja sangat memprihatinkan. Pasalnya hewan ini hampir terancam punah. Pada tahun 2019 lalu, total pesut Mahakam hanya tersisa 80 ekor.

"Bisa saja ada di bawah itu, tapi saat ini kami masih dalam tahap identifikasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa umumkan angka yang terbaru. Kalau 80 ekor itu tahun 2019," tutup Danielle.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya