Kutai Kartanegara

Kelompok Tani Desa Bendang Raya  integrated farming system petani Kukar 

Kelompok Tani Garap 220 Hektare Lahan Pertanian dan Peternakan Terintegrasi di Kukar



Hadi Mulyadi, melakukan kunjungan ke Desa Bendang Raya, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Selasa (28/12/2021).
Hadi Mulyadi, melakukan kunjungan ke Desa Bendang Raya, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Selasa (28/12/2021).

SELASAR.CO, Tenggarong - Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi, melakukan kunjungan ke Desa Bendang Raya, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Selasa (28/12/2021). Kunjungan tersebut dalam rangka peletakan batu pertama untuk pembuatan kandang sapi serta peresmian lahan penanaman jagung, singkong, dan rumput gajah di Desa Bendang Raya.

Wagub Kaltim, Hadi Mulyadi, mengatakan, peletakan batu pertama ini merupakan rangkaian program integrated farming system. Dimana, antara pertanian, perkebunan, dan peternakan bisa terintegrasi dengan baik. Sehingga, hasil produk yang dihasilkan dari peternakan, pertanian, dan perkebunan bisa efektif dan efisien.

"Jadi tidak ada barang yang terbuang," jelas Hadi.

Ia juga menyebutkan, program integrated farming system ini sudah dimulai di Kukar, khususnya di Desa Bendang Raya. Nantinya, lahan ini akan dikelola oleh 22 kelompok yang terdiri dari petani dan peternak yang ada di Desa Bendang Raya. Kelompok tersebut berada di bawah naungan Koperasi Produsen Ternak Berkah Selama Jaya (BSJ) Kaltim.

"Ini sudah dimulai di Kukar dan harapan kita juga bisa dilanjutkan di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Dengan demikian harapan kita, Kukar, khususnya di Kaltim ke depan bisa mewujudkan ketahanan pangan," kata Hadi.

Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Ternak Berkah Selama Jaya Kaltim, Suparlan, mengatakan, kegiatan ini merupakan tujuan untuk mewujudkan program pemerintah pusat yang berkaitan dengan program integrated farming system, yaitu bagaimana peternakan bisa dikelola secara terintegrasi. Yakni, pakan ternak telah tersedia di dalam kawasan peternakan. Dalam kawasan kahan tersebut akan ditanami jagung, singkong, dan rumput gajah. Dalam hal ini jagung dan singkong berfungsi sebagai bahan baku pembuatan konsetrat atau pakan yang memiliki kandungan serat rendah. Konsentrat bermanfaat untuk meningkatkan mutu gizi pakan. Sehingga, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ternak. Sedangkan rumput gajah merupakan pakan ternak yang bernutrisi tinggi.

"Kemudian hasil dari ternak itu ada kotoran hewan, kotoran padat, maupun kotoran cair. Itu kita manfaatkan sebagai limbah untuk pupuk jagung sama singkong," terangnya.

Dari perputaran ekosistem tersebut bisa membuat hasil produksi kelompok peternak menjadi maksimal. Apalagi disuplai dengan pakan yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, para kelompok ternak harus menyediakan lahan seluas 10 hektare. Dalam satu kelompok terdiri dari 12 anggota dan mempunyai peran masing-masing untuk mengelola lahan tersebut.

"Yang kita resmikan di Desa Bendang Raya ada 22 kelompok. Jadi satu kelompok ada 10 hektare, otomatis 22 kelompok ini ada 220 hektare. Kemudian 1 kelompok ada 50 ekor sapi. Kalau 22 kelompok ada 1.100 ekor sapi yang ada di Desa Bendang Raya ini," jelasnya.

"Kita konsepnya terintegrasi, satu keompok itu ada peternak dan petani, supaya siklusnya bisa masuk semua," tutup Suparlan.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya