Utama

Banjir di Kutai Timur Banjir di Kutim Banjir di Sangatta cuaca buruk Hujan Deras Irwan Penyebab Banjir di Kutim 

Irwan Pertanyakan Mitigasi dan Penanganan Banjir Pemkab Kutim



Sejumlah relawan melakukan upaya evakuasi warga yang rumahnya terendam banjir di Kutai Timur.
Sejumlah relawan melakukan upaya evakuasi warga yang rumahnya terendam banjir di Kutai Timur.

SELASAR.CO, Samarinda -  Banjir yang melanda lima desa di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, sejak Sabtu (19/3/2022) belum sepenuhnya surut. Ribuan warga mengungsi di posko terpadu. Banjir ini disebut yang terparah setelah banjir serupa pada 2001 silam.

Anggota Komisi V DPR RI, Irwan, menyampaikan kritik atas penanganan bencana yang dilaksanakan oleh Pemkab Kutim. Dirinya menyebut masih terlihat ketidaksiapan pemerintah dalam hal ini Pemkab Kutim dalam menangani korban terdampak banjir. Hal ini dapat terlihat dari masih banyaknya posko-posko mandiri yang didirikan secara swadaya oleh masyarakat. Selain itu proses evakuasi warga pun masih belum merata, yang mengakibatkan warga harus menggunakan ketinting atau perahu milik warga lainnya untuk kebutuhan evakuasi.

“Saya pikir ada ketidaksiapan. Mungkin dari segi anggaran daerah pun dana tidak terduga tidak cukup untuk bisa menghadapi bencana ini. Buktinya di lapangan beberapa posko mandiri didirikan masyarakat yang tidak dapat bantuan makanan, kemudian mereka menggunakan ketinting sendiri karena tidak mendapat bantuan evakuasi,” sebut Irwan dalam sebuah acara talkshow yang turut menghadirkan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, pada hari ini, Selasa (22/3/2022).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim ini menilai, seharusnya kejadian seperti ini tidak perlu terjadi. Karena pemerintah sudah memiliki peta rawan bencana.

Terlepas dari persoalan penanganan korban terdampak banjir, Irwan pun turut mengkritisi mitigasi bencana banjir sejauh ini. Lahir dan besar di Kutai Timur, menjadikan Irwan paham betul persoalan banjir yang terjadi di daerah itu. Ia mengaku tidak terkejut dengan banjir yang terjadi, utamanya di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Karena dari segi keilmuan, dua kecamatan tersebut berada di kawasan hilir yang sangat mudah terpengaruh pasang surut laut.

“Sehingga logika sederhana, saat ada debit air yang tinggi di hulu, kemudian ada pasang air tertinggi, sehingga kedua kecamatan itu pasti terkena banjir. Itu harusnya sudah dilihat sebagai warning (peringatan) sejak berdirinya Kutai Timur. Sehingga kemudian menjadi isu-isu strategis dan skala prioritas pemimpin-pemimpin Kutim terdahulu untuk memitigasi potensi bencana banjir ini tidak berulang,” jabarnya.

Terlepas ada perdebatan dugaan tambang yang jebol dan kondisi tutupan lahan yang berubah, namun Irwan melihat kemampuan DAS Sangatta masih cukup bagus. Karena di sisi kiri DAS tersebut masih terdapat taman nasional, sehingga masih mampu menampung debit air dari hulu ke hilir.

“Permasalahan banjir di Sangatta saya lihat lebih dipengaruhi pasang tinggi air laut dan penyempitan pada aliran sungai. Penyebab lainnya adalah drainase kota yang buruk dan belum tuntas,” ungkapnya.


TANGGAPAN BUPATI KUTIM

Kritikan yang dilontarkan oleh putra daerah Kutim ini pun mendapat tanggapan dari Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman. Terkait masih ada warga yang mendirikan posko mandiri, Ardiansyah menjelaskan bahwa pihaknya telah menginstruksikan Dinas Sosial untuk menyediakan 15 ribu porsi makanan untuk dibagikan warga terdampak banjir. Instruksi ini ia keluarkan sejak 20 Maret 2022 lalu. Angka 15 ribu makanan siap saji ini diambil berdasarkan jumlah warga terdampak banjir di dua kecamatan di Kutim.
“Kami sepakat tidak ingin membebani masyarakat untuk mereka memasak dan lain sebagainya, makanya saya memerintahkan dapur umum yang didirikan Tagana Dinas Sosial menyiapkan makan siap saji sejak Minggu, 20 Maret 2022 kemarin. Sebenarnya mereka sudah memasak sejak Sabtu, 19 Maret 2022, tetapi sejak Minggu saya perintahkan mereka minimal menyediakan 15 ribu bungkus makanan untuk satu kali waktu makan,” jabarnya. 
Meski begitu dirinya tidak memungkiri proses distribusi makanan ini tidak bisa dirasakan oleh semua korban terdampak banjir di Kutim. Namun untuk menangani persoalan ini, dirinya menyebut telah menginstruksikan pihak camat agar ketua RT bisa mengambil jatah makanan warganya di posko pemerintah.
“Memang tidak semua warga sanggup disinggahi, tetapi yang jelas camat untuk daerah utara dan selatan sudah memerintahkan RT-nya untuk mengambil jatah atau berkoordinasi dengan tim-tim yang ada di dapur umum Pemkab Kutim. Saya memang menyadari tidak semuanya sanggup untuk mendapatkan jatah itu, makanya saya sampaikan terima kasih kepada warga yang memang memberikan bantuan sukarela kepada warga yang lain,” tuturnya.
Sementara terkait kritik soal mitigasi bencana banjir, Ardiansyah pun tak memungkiri jika seharusnya mitigasi tak sulit dilakukan karena penyebab banjir yang berulang. Hanya saja ia menyebut persoalannya banjir kali ini menjadi yang terparah.
“Saya katakan parah karena intensitas hujan tinggi. Kenaikannya hampir 100 persen terjadi pada tanggal 18 Maret dari data sebelumnya di 30-50 milimeter, naik menjadi 167 milimeter, kemudian pada tanggal 19 Maret kembali terjadi hujan dengan intensitas 152 milimeter. Ini yang saya katakan intensitas hujan di luar dugaan kita, sehingga banjir ini merupakan yang terparah sejak 2001,” pungkasnya.

DEMOKRAT KALTIM BERGERAK

Lambatnya penanganan warga terdampak banjir di Kutai Timur, akhirnya direspon oleh DPD Partai Demokrat (PD) Kaltim dengan melakukan aksi nyata di lapangan. Irwan diketahui telah menggerakkan kadernya untuk segera memberikan bantuan yang dibutuhkan para korban terdampak. Saat ini posko Demokrat Kaltim Peduli Banjir telah didirikan di Sekretariat DPC PD Kutai Timur.

Tampak tim relawan Partai Demokrat juga melakukan evakuasi masyarakat. Target utama evakuasi adalah kalangan rentan seperti ibu hamil, balita dan lansia.

“Kami sediakan Dapur Rakyat, kami juga punya tim evakuasi dua perahu karet yang sudah mengevakuasi ratusan warga yang terjebak dan juga bantuan selimut dan tenaga relawan. Kami juga siapkan tenda besar yang menampung warga yang mengungsi,” ungkap Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim, Irwan.

Sejak Sabtu malam, kader-kader muda Partai Demokrat telah terjun langsung ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan makanan, selimut dan obat-obatan. Karena sulitnya medan, penyaluran bantuan sementara berfokus di kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.

“Ada sebuah ungkapan, bahwa yang paling penting dari politik adalah kemanusiaan, Demokrat sesuai arahan Ketum AHY terus berjuang dan bekerja keras demi kemanusiaan khususnya musibah banjir Sangatta kali ini,” demikian Irwan.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya