Kutai Kartanegara
Desa Tanjung Batuq Harapan Perusahaan Listrik Negara  PLN Muara Muntai DPRD Kukar 
Komitmen DPRD Kawal Usulan Warga, Akhirnya Desa Tanjung Batuq Harapan Teraliri Listrik PLN
SELASAR.CO, Tenggarong - Setelah sekian puluhan tahun tidak merasakan aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), akhirnya Desa Tanjung Batuq Harapan, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar) akan segera menikmatinya.
Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar, Sopan Sopian, mengatakan, Desa Tanjung Batuq Harapan dibentuk pada tahun 1970. Sejak itu warga hanya mengandalkan listrik melalui mesin disel yang dioperasikan oleh pemerintah desa.
"Jadi selama desa ini berdiri, warga desa ini belum menikmati listrik negara," ujar Sopian.
Pada tahun 2021 lalu, warga desa mengusulkan pembangunan jaringan listrik melalui Perusahan Listrik Negara (PLN). Usulan itu diajukan warga pada saat kegiatan Musyawarah Perancanaan Pembangunan Desa (MusrenbangDes). Berangkat dari suara rakyat yang mengajukan usulan tersebut, DPRD pun berkomitmen mengawalnya dan langsung melakukan koordinasi dengan PLN agar Desa Tanjung Batuq Harapan bisa dialiri listrik. Alhasil, usulan desa yang dikawal oleh DPRD itu akan terealisasikan dalam waktu dekat ini.
"Dari MusrenbangDes, DPRD mengawal aspirasinya, dengan melakukan koordinasi bersama PLN Rayon Kaltim. Agar listrik di desa terdekat, yaitu Desa Batuq yang sudah lebih dulu memiliki listrik PLN dialirkan sejauh dua kilometer menuju Desa Tanjung Batuq Harapan," terang Sopian.
Berita Terkait
Saat ini pembangunan jaringan listrik di Desa Tanjung Batuk Harapan sudah berproses dan ditargetkan akan selesai pada bulan Okteber 2022 mendatang. Ia juga berkomitmen untuk membantu mengusulkan pembangunan jaringan listrik di desa-desa lainnya yang belum teraliri listrik selama 24 jam. Khususnya, desa-desa yang berada di hulu Mahakam yang berasal dari Dapilnya. Salah satunya, Desa Lamin Telihan, Kecamatan Kenohan. Desa ini memang jauh dari jaringan induk PLN, namun masih ada solusi lainnya agar desa ini teraliri listrik. Seperti menggunakan listrik komunal atau tenaga surya. Sehingga, masyarakat bisa menikmati listrik yang memang menjadi kebutuhan dasar sehari-hari.
"Warga sekarang memerlukan listrik minimal untuk penerangan dan memasak menggunakan rice cooker, walau terbatas listrik bisa dirasakan terbatas," pungkasnya.
Penulis: Juliansyah
Editor: Awan